Orang yang dipanggil kemudian akan bergerak ke arah suara homang memanggil. Karena homang bergerak pindah-pindah, teriakan panggilan juga pindah-pindah. Akibatnya orang yang mendekati suara itu akan semakin tersesat, sampai kemudian terperangkap di sarang homang.
Konon jika sudah terperangkap di sarang homang, korban menjadi linglung, bisu, dan tak terlihat. Menurut cerita, orang-orang yang mencari korban hilang ke hutan sebenarnya sering lewat di dekat korban, tapi mereka tak bisa melihatnya.
Korban sendiri bisa melihat dan mendengar para pencarinya berbicara, tapi tidak bisa berteriak atau menemui mereka, karena dia mendadak bisu dan lumpuh.
Menurut cerita orang tua tempo dulu, sebenarnya korban punya pilihan untuk lepas atau tetap disekap homang. Katanya, jika korban terus-menerus menolak makanan yang diberikan homang maka dia akan dilepaskan.
Tapi jika korban memakan makanan itu, maka dia selamanya akan disekap homang. Masalahnya, memang, siapa yang mampu menolak makanan di saat perut lapar luar biasa?
Begulambak. Ini jenis hantu yang beroperasi di jalan-jalan setapak menuju ladang, sawah, dan hutan. Jalan-jalan seperti itu umumnya sunyi, tidak banyak dilewati orang. Di situ, di saat-saat sepi, dia dengan sabar menunggu korbannya.
Sosok hantu begulambak ini masih kontroversi juga. Sebagian orang bilang sosoknya seperti musang raksasa dengan kepala menyeramkan. Sebagian lagi bilang tubuhnya seperti musang tapi kepalanya seperti kuda yang bertaring. Satu hal yang disepakati, hantu ini berjalan tegak pada dua kaki belakangnya.
Begulambak ini tergolong hantu "pengecut". Tidak berani menghadang korban dari depan. Hantu ini konon mengendap dari belakang korbannya yang melintas sendirian di jalan sepi.
Secara mendadak begulambak kemudian menggelitiki pinggang dan ketiak korbannya sambil meringkik cekikikan. Korban, karena kegelian yang hebat, terbawa ikut tertawa terus-menerus sampai tenaganya habis lalu mati.
***
Pertanyaannya sekarang, benarkah ada beguganjang, homang, dan begulambak dalam kehidupan masyarakat Batak?
Jika orang Batak di Tanah Batak sana ditanya, pasti jawabnya, "Ya ada!" Tapi kalau ditanya apakah sudah pernah melihatnya, pasti jawabnya, "Belum!"