Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Kota Telah Membunuh Matahari

26 Juli 2019   16:35 Diperbarui: 26 Juli 2019   17:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi foto: liputan6.com

Sore ini di kota ini aku bisa menantang matahari. Menatapnya langsung dengan mataku yang telanjang.  Dia tak kuasa membutakan sepasang mataku. Sebab dia telah mati terbunuh. Oleh kota ini yang menyemburkan udara paling beracun sedunia ke paru-parunya.  

 
Sore ini di kota ini matahari telah mati terbunuh.  Dia telah kehilangan cahaya hidupnya, tinggal wajah bulat merah berdarah mengambang kaku di cakrawala. Jagad media ramai mengabarkan kota Jakarta adalah pembunuhnya.***  
 
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun