Sore ini di kota ini aku bisa menantang matahari. Menatapnya langsung dengan mataku yang telanjang. Â Dia tak kuasa membutakan sepasang mataku. Sebab dia telah mati terbunuh. Oleh kota ini yang menyemburkan udara paling beracun sedunia ke paru-parunya. Â
Â
Sore ini di kota ini matahari telah mati terbunuh. Â Dia telah kehilangan cahaya hidupnya, tinggal wajah bulat merah berdarah mengambang kaku di cakrawala. Jagad media ramai mengabarkan kota Jakarta adalah pembunuhnya.*** Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H