Bisa dirangkum, "revolusi benih padi" di Indonesia adalah percepatan inovasi benih padi unggul baru melalui kolaborasi teknologi hibrida, rekayasa genetik, dan iradiasi nuklir. "Revolusi" ini akan menghasilkan varietas-varietas benih padi super yang produktivitasnya tinggi, tahan cekaman abiotik dan biotik, dan hemat pupuk.
Varietas-varietas padi super itu akan menggantikan varietas-varietas lama yang sudah "tua dan lelah". Seperti Ciherang, Mekongga, IR 64, Situbagendit, Cigeulis, dan Inpari yang potensi produktivitasnya 5-8 ton/ha, riil lapangan 4-7 ton. Sehingga pertanian padi Indonesia akan memasuki era Revolusi Hijau II, melanjutkan Revolusi Hijau I tahun 1970-an.
Agroindustri Benih 4.0
"Revolusi benih padi" mengandalkan Teknologi Informasi (TI) 4.0, atau teknologi informasi digital. Mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Artinya "revolusi benih padi" Â mengarah pada Agroindustri Benih 4.0. Â Teknologi informasi digital diaplikasikan sepanjang rantai pasok, mulai dari perakitan, penangkaran, sampai pengolahan benih. Â Kata kuncinya "presisi" di tiap mata rantai pasok. Â Sehingga bisa dihasilkan benih padi varietas super.
Secara khusus, aplikasi TI 4.0 pada tahap penangkaran benih mengandaikan "pertanian presisi" (precision farming). Ini pertanian digital, bersifat robotik, yang mengharuskan presisi pada setiap keputusan dan perlakuan sepanjang proses penangkaran.Â
Dasarnya adalah pasokan, pengolahan, dan analisis data usahatani secara digital penuh. Termasuk penggunaan data penginderaan jauh untuk mendeteksi kondisi pertanaman. Jika disepakati "benih adalah cetak biru pertanian", maka aplikasi TI 4.0 atau "pertanian presisi" dalam budidaya benih padi itu prototipe pertanian padi masa depan, pertanian padi digital.Â
Dihela Agroindustri Benih 4.0, dengan suatu "peta jalan" yang rigid, dalam 10 tahun ke depan pertanian padi nasional akan tiba di level Pertanian  4.0. Itulah moda pertanian yang akan menjadi idola generasi milenial dan post-milenial.
Agar sampai ke sana, pemerintah perlu mengambil tiga langkah strategis "Revolusi Benih Padi" berikut.
Pertama, menetapkan suatu kebijakan strategis "revolusi benih padi" sebagai basis modernisasi pertanian pangan padi menuju Pertanian 4.0.
Kedua, menetapkan percepatan dan perluasan skala penerapan teknologi hibrida, rekayasa genetik, dan iradiasi nuklir sebagai strategi inovasi benih-benih padi varietas super, sebagai solusi peningkatan produksi yang terkendala keterbatasan lahan dan air, kelangkaan sumberdaya terbarukan, dan dampak negatif perubahan iklim global.
Ketiga, memfasilitasi sinergi industri-industri benih dan lembaga-lembaga riset perbenihan nasional, berupa dukungan pendanaan dan regulasi, untuk mendorong percepatan inovasi benih padi super, baik hibrida maupun PRG dan PIN, sebagai basis ketahanan pangan nasional.