"Oke. Â Terimakasih Ananda Salsabila. Â Masukannya bagus sekali," mungkin begitu kata Pak Sandiaga. Â Sambil terpikir bahwa keluhan Salsabila itu bisa menjadi amunisi untuk menembak kurikulum sekolah yang dinilai para murid sangat berat dan lebay.Â
Tapi harus ditentukan titik bidik strategis, untuk meraih simpati khalayak murid yang sudah punya hak pilih dan orangtua mereka, tentu saja.
Nah, ketemu.  Titik bidiknya Ujian Nasional (UN).  Hapuskan Ujian Nasional!  Ini isu seksi, bukan.  Milenial  dan orangtuanya yang ogah ribet itu pasti bersuka-ria jika UN dihapuskan.
Maka, tibalah saat paling strategis untuk menyampaikan isu kampanye "Hapuskan UN". Â Yaitu pada Debat Cawapres, saat berhadapan dengan Pak Maruf Amin.Â
"Kurikulum," kata Pak Sandiaga lantang, Â "Ananda Salsabila Umar di Pamekasan, mengatakan kurikulum kita terlalu berat dan banyak sekali mata pelajaran tidak diminati dan tidak akan pernah dia pakai."
"Karena itu," lanjutnya, "kami  akan menghapus ujian nasional. Ini adalah salah satu sumber biaya yang tinggi bagi sistem pendidikan kita. Ini pemborosan. Juga  tidak berkeadilan. Karena sistem pendidikan kota tidak sama di setiap wilayah."
Nah, kalau UN dihapuskan, tentu harus ada gantinya, bukan? Â Jangan khawatir, Pak Sandiaga sudah siap dengan solusinya.
"Kita akan ganti Ujian Nasional dengan penelusuran minat dan bakat," katanya memberi solusi. "Itu lebih cocok dan aplikatif kepada peserta didik. Â Mereka akan diarahkan ke mana minatnya, Â ekonomi kreatif atau apa pun sesuai kemampuannya."
***
Bukankah isu penghapusan UN dan mengantinya dengan PMB alias Penelusuran Minat dan Bakat itu terdengar indah? Â
Siswa tak perlu repot UN. Â Langsung ikut jalur PMB. Setelah itu naik kelas terus, dan langsung kerja setelah lulus.Â