Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ekologi Kuburan: Nyamuk Mengamuk, Kambing Merana

11 Maret 2019   16:03 Diperbarui: 11 Maret 2019   22:07 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kambing-kambing Kampung Kandang merana mencari bunga (Dokumentasi Pribadi)

Sampai tanggal 27 Januari 2019 tercatat ada 613 kasus DBD di seluruh Jakarta. Sebanyak 231 kasus di antaranya, dan ini terbanyak, terjadi di Jakarta Selatan. Karena itu per Februari 2019 seluruh wilayah Jakarta masuk dalam kategori KLB DBD.

Berhubung di wilayahnya tercatat IR DBD tertinggi, wajar jika Walikota Jakarta Selatan memerintahkan aparatnya, camat dan lurah, untuk perang total terhadap nyamuk. "Amankan semua lahan kosong!" begitu perintah Pak Walikota.

Pekuburan termasuk dalam kategori lahan kosong yang ditengarai menjadi sarang nyamuk. Gara-gara di sana banyak vas bunga berisi air. Itu dicurigai menjadi tempat nyamuk bertelur dan kemudian menetas menjadi jentik-jentik.

Maka pekuburanpun menjadi kancah perang manusia melawan nyamuk yang mengamuk menyebarluaskan virus DBD. Atas perintah Walikota kepada Camat dan kemudian perintah camat kepada Lurah, maka genocida dilancarkan kepada masyarakat nyamuk di Jakarta Selatan.

Tidak cukup dengan senjata bahan kimia, antara lain pengkabutan (fogging), penggunaan larvasida, dan racun nyamuk rumahan. Genocida nyamuk juga dilancarkan dengan taktik 3M, menguras-menutup-mendaur ulang apa saja yang potensil sebagai sarang nyamuk.

Nah, vas bunga di pekuburan Kampung Kandang itu termasuk pada kategori obyek yang harus dikuras. Dengan kata lain dibuang dari areal pekuburan. Sebab tidak mungkin petugas kelurahan tiap sore datang ke kuburan khusus datang membuang air vas bunga, bukan?

Maka, sebagai bagian dari perang total melawan nyamuk Aedes aegypti penular DBD, pekuburan Kampung Kandang kini bersih dari vas bunga dan, tentu saja, bersih dari warna-warni bunga.

Sejauh mata memandang, hanya ada hijau. Kuburan Kampung Kandang kini benar-benar menjadi semacam lapangan rumput dengan tegakan pepohonan hijau di sana sini.

***

Memang terasa kurang sreg datang ziarah ke kuburan tanpa meninggalkan serangkai bunga dalam pot di atas makam.

Tapi sudahlah. Demi keselamatan umat manusia. Untuk mencegah DBD mengantar orang ke bawah tanah di Kampung Kandang. Ziarah tanpa bunga adalah kebajikan dalam konteks itu. Cukup bunga tabur yang katanya kelopak bunga mawar, nyatanya kelopak pacar cina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun