Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ayo, Tamasya Warna ke Pasar Tradisional

28 Februari 2019   10:38 Diperbarui: 28 Februari 2019   15:33 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikmati gradasi warna hangat dengan aksen warna sejuk di los bumbu-bumbuan (Dokumentasi pribadi)

Jika ingin menikmati warna sejuk maka kunjungilah los pedagang sayuran. Di situ bisa dinikmati warna alami sawi dan lobak yang keputih-putihan, kangkung dan bayam yang hijau, hingga terung dan bit yang keungu-unguan.

Manjakan mata dengan gradasi warna sejuk di los sayur-mayur (Dokumentasi pribadi)
Manjakan mata dengan gradasi warna sejuk di los sayur-mayur (Dokumentasi pribadi)
Jika ingin menikmati warna hangat, maka kunjungilah los buah-buahan atau bumbu-bumbuan segar. Di situ bisa dinikmati warna alami kentang dan salak yang kecoklatan, pisang atau jeruk lemon yang kuning, jeruk manis dan papaya yang oranye, hingga apel atau tomat dan cabe serta bawang yang merah.

Ada kehangatan terpancar dari warna-warni buah-buahan (Dokumentasi pribadi)
Ada kehangatan terpancar dari warna-warni buah-buahan (Dokumentasi pribadi)
Tentu saja tidak mesti segregatif seperti itu. Sebab di los sayuran juga bisa dinikmati warna-warna hangat seperti warna oranye wortel, merah cabe dan tomat, dan kuning jeruk lemon.

Sebaliknya di los buah-buahan juga ada warna-warna sejuk seperti warna hijau alpukat dan pisang mentah, juga warna ungu anggur.

Paduan sedap warna-warni sejuk dan hangat (Dokumentasi pribadi)
Paduan sedap warna-warni sejuk dan hangat (Dokumentasi pribadi)
Tentu banyak sekali gradasi warna sejuk dan hangat itu. Saya tak hendak merincinya. Datang sajalah ke pasar tradisional terdekat. Lalu biarkan mata menjadi sehat dengan menikmatinya. 

***

Mata warga kota besar cenderung "sakit" karena sepanjang hari pandangannya membentur gradasi monokrom kota.Paling bagus hanya bisa memandang warna-warni buatan, bukan alami, dari mobil-mobil dan baliho di jalanan. 

Tapi di mana letak nikmatnya melihat warna-warni mobil dalam kondisi macet? Apalagi jika ada mobil merah menyala tiba-tiba menyerobot jalan di depan Anda?

Pergi tamasya ke pantai atau gunung tak selalu ada waktu dan biaya. Lagi pula ke pantai hanya akan melihat gradasi warna biru. Ke gunung hanya akan melihat gradasi warna hijau. Lagi-lagi monokrom.

Maka pergilah ke pasar tradisional terdekat, arena segala warna alami yang menyehatkan.  Anda tidak perlu membayar serupiah pun untuk menikmati semua itu.

Begitu saja saran dari saya, Felix Tani, petani mardijker, terbilang produsen warna-warni alami hasil bumi.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun