Kembali ke Perayaan Paskah di Monas. Saya khawatir itu akan menjadi semacam "preseden" untuk kemudian melaksanakan Perayaan Natal di Monas bulan Desember nanti. Jika hal itu terjadi, maka gejala festivalisme keagamaan menurut saya telah semakin nyata.
Dalam festivalisme itu ibadah bukan lagi ditujukan pada Tuhan, tapi ditunjukkan pada "orang lain".  Implikasinya, agama kehilangan nilai teleologisnya sebagai sumber inspirasi, lalu muncul  nilai baru sebagai saluran aspirasi sosial. Kalau sudah begitu, apa bedanya agama dengan partai politik?***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI