Lalu, ada keputusan Pak Anies melangkahi Pak Jokowi selaku Presiden RI, yaitu penetapan bantuan dana APBD DKI Jakarta untuk parpol sebesar Rp 4,000 per suara. Pada hal secara nasional (APBN), menurut revisi PP Nomor 5/2009 jumlah bantuan tingkat propinsi adalah Rp 1,500 per suara. Masalahnya, revisi PP itu belum ditandangani oleh Pak Jokowi. Jadi, Pak Anies mengambil keputusan sepihak, seakan dia adalah Presiden RI.
Lalu, ada kritik Pak Anies kepada Pak Jokowi soal belum adanya amdal lalin tol Becakayu yang diresmikan penggunaannya 3 November 2017 lalu. Pak Anies implisit mau bilang, kalau saya Presiden, saya tak akan resmikan tol yang belum punya amdal lalin. Kebalikannya cara pikir Pak Jokowi, kalau sudah diresmikan penggunaannya, berarti amdal lalin sudah dipenuhi sebelumnya.
Tapi peristiwa yang paling tegas tentang rivalry itu adalah pilihan Pak Anies untuk hadir pada acara Reuni Alumni 212 tanggal 2 Desember lalu, dan bukan memilih untuk mendampingi Pak Jokowi  meresmikan beberapa venue Asian Games 2018 yang waktunya bersamaan. Dengan peristiwa itu maka Pak Anies telah menyatakan sikap politiknya, bahwa dia adalah bagian integral dari Alumni 212, dan bahwa hadir di Reuni Alumni 212 lebih penting ketimbang mendampingi Presiden Jokowi.
Lebih penting karena dengan menghadiri Reuni Alumni 212 dia menegaskan diri sebagai calon presiden tahun 2019, yang akan didukung oleh Alumni 212. Kalau memilih  mendampingi Jokowi, maka dia tak lebih dari seorang Gubernur DKI Jakarta, sambil diingat dia adalah mantan Mendikbud yang terkena reshufle.
Jadi pilihan Pak Anies untuk hadir di Reuni Alumni 212 adalah pengumuman rivalry kepada Pak Jokowi tahun 2019 nanti. Tahun ini besar kemungkinan kita akan menyaksikan lebih banyak lagi tindakan dan ujaran, manifest ataupun laten, dari Pak Anies untuk menegaskan rivalrynya kepada Pak Jokowi.
Dan rivalry Pak Anies dengan Pak Jokowi menuju Pilpres 2019 itu menurut saya harus diapresiasi, sejauh itu rivalry sehat, Â tak dilakukan dengan mengkapitalisasi modal sosial berupa sentimen SARA.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H