Begitu sahutan "Amen" bergemuruh menutup doa, kelompok-kelompok tetamu langsung berlomba-lomba menyantap makanan yang terhidang di depannya. Semua makan pakai tangan langsung, dengan teknik raup, bukan umput. Kelompok yang makanannya habis, berteriak minta tambah pada "parhobas".
Jamuan Jawa Solo
Jamuan Jawa Solo yang menjadi kasus di sini adalah jamuan pesta nikah sepupuku, asli Solo. Bagaimana orang Toba bisa punya sepupu orang Solo, itu cerita lain.
Cerita yang menarik adalah jamuan cara USDEK alias "Piring Terbang" yang saya alami dalam pesta itu. USDEK yang dimaksud bukan haluan negara a'la Soekarno yaitu UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Tetapi urutan saji dalam jamuan yaitu Unjukan, Sop, Daharan, Es Krim, dan Kondur.
Urutan makan semacam itu yang persis saya alami di Wisma Batari Solo, mulai tepat pukul 19.00 dan selesai tepat pukul 21.00. Sebelum pukul 19.00 tetamu sudah uduk manis di kursi-kursi yang ditata mengapit meja-meja. Di atas meja diletakkan gelas-gelas minum, perangkat utama U(njukan) yang sudah dituangi teh manis.
Setelah pasangan pengantin dan orangtua mereka duduk di pelaminan, dan rentetan kata-kata sambutan dan doa, mulailah tahap Unjukan, segelas teh manis. Para "sinom" datang membagikan kue coklat dan sosis solo sebagai teman unjukan. Selang berapa lama kemudian dibagikan lagi, secara estafet, Sop hangat sebagai penggugah selera. Isinya berupa potongan sayur, sosis, dan bakso.
Setelah sejenak jeda, sambil menikmati sajian lagu-lagu dari grup organ tunggal, datanglah Daharan, makanan utama yang ditunggu-tunggu. Sepiring nasi dengan lauk bola-bola daging plus sayuran. Piring-piring bersiliweran di barisan duduk tetamu. Itu sebabnya disebut "pring terbang".
Seusai makan besar, datanglah Es krim plus puding lengkap dengan vla. Suhu dingin "pencuci mulut" ini memang jitu memberi rasa nyaman dalam perut yang sudah kenyang.
Setelah semua urutan USDE itu, pengantin maju ke pintu keluar gedung. Tetamu beranjak dari kursi masing-masing lalu beriring menyalami kedua mempelai, untuk selanjutnya pulang, Kondur. Sehingga lengkaplah USDEK.
Muatan Nilai Budaya
Pada cara jamuan orang Batak di atas, yang menonjol adalah nilai kesetaraan, kebersamaan dan keadilan. Semua tamu duduk di atas tikar yang sama dan makan makanan yang sama, tanpa pandang status sosial. Inheren di situ adalah kebersamaan dan keadilan.