Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Usul Saya pada Ahmad Dhani: Buat Museum Mesum di Jakarta

11 Juli 2017   16:44 Diperbarui: 12 Juli 2017   09:48 2086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu masuk ke masa pendudukan Jepang, dapat ditunjukkan rumah-rumah permesuman khusus untuk tentara Nippon, yang mempekerjakan paksa perempuan-perempuan lokal sebagai pemuas birahi. Ini tergolong episode hitam sejarah permesuman Jakarta.

Memasuki masa Orde Lama, dapat digambarkan perkembangan pelacuran Jakarta yang makin pesat. Tahun 1950-an stasiun Senen berkembang menjadi lokasi pelacuran kelas bawah, kelas gerbong dan rumah kardus,  terkenal dengan nama "Planet Senen". Selain di Senen, lokasi pelacuran kelas bawah juga berkembang di BongkaranTanah Abang, Rawa Malang, Boker, Kalijido, dan Kramat Tunggak. Semuanya lokalisasi liar.

Memasuki Masa Orde Baru, ada tonggak lokalisasi resmi.  Tahun 1972/1973 di Jakarta Gubernur Ali Sadikin untuk pertama kalinya mendirikan lokalisasi pelacuran resmi Kramat Tunggak, Tanjung Priok. Disamping lokalisasi resmi ini, lokasi pelacuran liar tetap bertahan, antara lain di Kalijodo.

Kramat Tunggak resmi ditutup tahun 1999 dan di atasnya dibangun Jakarta Islamic Center. Sedangkan Kalijodo dirubuhkan paksa tahun 2016 dan di atasnya kini berdiri fasilitas sosial RPTRA Kalijodo. Keduanya tinggal sejarah, tempatnya cocok di museum.

Sejarah permesuman di Jakarta sejak Zaman VOC sampai era milenium ini, tentu sangat menarik, dan sangat penting, untuk didokumentasikan dalam wujud museum. Museum Mesum Jakarta itu akan menjadi bahan pelajaran penting tentang sebab-sebab permesuman, bentuk-bentuknya, peran penguasa dan pengusaha, kondisi masyarakat masa itu dan respon sosial padanya, dan akibat-akibatnya baik bagi individu maupun masyarakat, serta kelangsungan bangsa dan negara.

Tambahan, bukankah salah satu program Anies-Sandi untuk menghapuskan lokasi permesuman dari bumi Jakarta? Jadi sungguh relevan. Menjadikan permesuman sebagai sejarah kelam, dan mendokumentasikannya di sebuah museum. Untuk menjadi bahan pelajaran dan refleksi diri bagi masyarakat Jakarta..

Jadi, siapa bilang gagasan Museum Mesum Jakarta itu main-main?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun