Kedua, saya takjub menemui sesuatu yang di luar dugaan, yaitu kenyataan bahwa ada cukup banyak Kompasianer yang sudi meluangkan waktu membaca artikel penelitian kualitatif yang sebenarnya “bukan sesuatu yang menarik”. Sebab diskusi metode, metodologi, atau epistemologi jelas bukan kegiatan yang bisa melebarkan tawa, melainkan menggandakan kerutan jidat. Bukankah mendapatkan pembaca seperti ini sesuatu yang indah juga?
Ketiga, yang mengharukan, seri artikel penelitian kualitatif itu ternyata menjaring dan menyaring sejumlah pembaca setia. Mereka adalah pembaca yang mengaku beroleh manfaat dan atau terinspirasi oleh artikel-artikel itu. Ijinkan saya menyebut sejumlah nama: Jati, Susy Haryawan, S Aji, Pebrianov, Joko P., Fidia Wati, Hts.S., Purwanti Asih, Mike Reyssent, Yusticia Arief, Sarwo Prasojo, dan Tasc Taufan. Mereka menyebut diri sebagai “mahasiswa”, peserta kelas kuliah penelitian kualitatif di “Kampus” Kompasiana. Malangnya untuk saya, mereka tidak pernah bayar uang kuliah. Sering bolos tanpa alasan pula.
Secara khusus, saya perlu cerita sedikit tentang rekan Kompasianer Hts.S. yang sudah setahun terakhir tidak aktif. Terinspirasi oleh seri penelitian kualitatif itu, dia lalu menyusun proposal penelitian akuntansi Batak dengan metode kualitatif untuk keperluan tesisnya. Sempat diskusi lewat fasilitas "inbox" Kompasiana, saya tidak tahu bagaimana kelanjutan rencana penelitian itu. Mudah-mudahan saja "cuti"-nya dari Kompasiana kini karena sedang sibuk di lapangan.
Hari ini setelah 2.5 tahun berada dalam usia 8.0 tahun Kompasiana, saya baru benar-benar tersadarkan, betapa sudah terlalu lama memutus momen indah berbagi penelitian kualitatif itu. Terhitung sejak Agustus 2015, sudah lebih dari setahun saya meninggalkan "mahasiswa" setia.
Sejujurnya, saya masih berhutang sejumlah judul artikel penelitian kualitatif. Khususnya artikel-artikel yang mengulas pengolahan dan analisis data serta penulisan laporan.
Teringat utang tersebut, saya merasa bersalah khususnya kepada para “mahasiswa” saya dan kepada Kompasianer umumnya. Hak merekalah untuk mendapatkan akhir dari momen-momen indah yang telah saya mulai, secara sepantasnya.
Maka, teriring permintaan maaf setelah bolos lebih dari setahun, ijinkan saya untuk mulai lagi berbagi momen-momn indah penelitian kualitatif di Kompasiana ini. Mudah-mudahan “mahasiswa” saya tidak “balas dendam” nanti dengan cara mogok kuliah.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H