Bagaimanapun, dengan adanya tiga wacana strategi tekstualisasi itu, sudah terbukti Kompasiana menjadi lahan subur untuk bersemainya pendekatan-pendekatan alternatif dalam tekstualisasi. Untuk sementara tiga pendekatan itu mungkin masih berstatus “pinggiran”, kalah oleh pendekatan “regularisme” (kaidah menulis yang baik dan benar) yang menjadi arus utama. Mungkin “temuan-temuan” semacam itu, tapi tak terbatas itu, baik juga jika mendapat perhatian dalam Kompasianival, misalnya.(*)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!