Pada pesta adat besar, “sangsang” disiapkan dan dimasak dalam jumlah besar. Orang-orang yang menyiapkan masakan ini disebut “parhobas” (pelayan), yaitu pihak “boru” dari tuan rumah pesta.
Demikian sekilas fungsi ternak babi dalam masyarakat Batak. Saya perlukan menulis soal ini karena ilhwal fungsi babi ini juga dapat dikembangkan sebagai potensi wisata.
Sistem “jambar juhut” dapat dipanggungkan sebagai wisata budaya, dengan melibatkan wisatawan di dalamnya. Ini benar-benar khas budaya Batak.
Tapi kalau itu dinilai sukar, sekurang-kurangnya bisa digarap sebagai potensi wisata kuliner asli Batak. Tentu untuk wisatawan yang tak mengharamkan konsumsi daging babi karena larangan agama atau budayanya.(*)