Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membaca Ulang "Pohon Tanpa Akar"

8 Juli 2016   14:44 Diperbarui: 8 Juli 2016   15:36 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuntas membaca novel Waliullah, aku tercenung, diam. Di dalam benakku, aku dengan jelas melihat ratusan bahkan ribuan acara keagamaan tayang di televisi dan di ruang-ruang mewah.

Aku melihat para pengkotbah, atau pendakwah, atau apapun namanya, sedang berapi-api meneriakkan berbagai ayat-ayat suci, dihadapan para pendengarnya yang ternganga takjub atau bahkan trance. 

Aku takut, jangan-jangan acara keagamaan di televisi dan ruang-ruang mewah itu kini telah menjadi semacam "mazar palsu", sumber nafkah bagi para pengkotbah atau pendakwah.

Juga takut, jangan-jangan para pengkotbah atau pendakwah itu adalah "Majid-Majid Modern", barisan "pepohonan tanpa akar" dalam era komunikasi elektronik.

Cicit burung gereja menyadarkanku telah menjadi hakim. Lalu dalam diam aku berdoa, "Ampuni aku Tuhan karena telah berburuk sangka."(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun