Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Andai Aku Ahok

23 Maret 2016   10:29 Diperbarui: 23 Maret 2016   10:36 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Andai aku Ahok, kini dan di sini, gerangan apa yang akan kulakukan? Izinkanlah aku sejenak menyampaikan daftarnya. Dan sudilah puan dan tuan meluangkan waktu sejenak menyimaknya.

Andai aku Ahok, aku akan undang perwakilan semua kelompok yang menolak diriku sebagai bakal-calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2021 untuk makan siang bersama di Balai Kota. Setelah itu aku akan memohon kepada mereka agar, dari hati paling dalam, sudi menyatakan semua kegagalanku, kesalahanku, dan keburukanku selaku Gubernur DKI kini. Tanpa batasan sopan-santun dan tata-krama. Kata dan kalimat apapun boleh ditumpahkan. Sebab bagiku, semua kata dan kalimat yang datang dari hati, baik adanya.

Andai aku Ahok, aku akan undang pula secara khusus perwakilan semua kelompok yang menolak diriku karena alasan suku dan agama. Hendak kutegaskan bahwa isu itu tak lagi relevan. Karena sudah jelas aku seorang keturunan Tionghoa Kristen dan sedang menjabat Gubernur DKI Jakarta. Menjadi seorang Tionghoa Kristen bukanlah sebuah kejahatan atau pelanggaran hukum di tanah-air kita Indonesia ini.

Andai aku Ahok, aku akan tolak pinangan setiap partai politik padaku untuk diajukan sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Sebab menurutku partai-partai politik kini sedang kehilangan legitimasinya di hadapan rakyat konstituennya DKI Jakarta. Dan konstituen partai-partai politik itu kini telah mendukung aku menjadi calon gubernur lewat jalur independen. Jadi untuk apa aku mau dipinang partai politik yang telah ditinggalkan konstituennya.

Andai aku Ahok, aku akan mencanangkan visi “Jakarta Hijau” dan konsisten mewujudkannya tak peduli apapun kata orang. Aku akan tekun bekerja untuk mencapai tujuan, layaknya seekor “landak” yang hanya tahu satu tujuan besar, tanpa perduli segala siasat dan upaya para”rubah” untuk menghancurkan aku. Aku tetap akan pindahkan pemukim di jalur hijau ke tempat yang semestinya, lalu memulihkan fungsi jalur itu menjadi paru-paru kota “Jakarta Hijau”. Aku akan kenakan pajak sedikitnya empat kali lipat dari ketentuan baku untuk semua bangunan yang berkekuatan hukum tapi berdiri di atas bekas jalur hijau. Aku akan kenakan pajak khusus untuk semua garasi mobil di semua rumah yang terdapat di wilayah DKI Jakarta. Aku akan terus membangun jaringan transportasi umum berbasis listrik terutama listrik tenaga surya di wilayah DKI Jakarta.

Andai aku Ahok, aku akan undang para moralis dan ahli etiket yang memvonis aku sebagai orang berakhlak rendah, kasar, tidak tahu sopan-santun, tidak punya tata-krama, semata-mata karena aku kerap menyemburkan kosa kata “kebun binatang” dan “kakus umum” di saat bertugas. Aku akan persilahkan mereka untuk “berperan” sebagai “Gubernur DKI Sehari” untuk menghadapi aparat bermasalah, warga bermasalah, dan setumpuk permasalahan Jakarta, yang semuanya berakar pada kebobrokan mental. Setelah itu aku akan tanya kepada mereka, adalah satu kata saja dari kosa kata “kebun binatang” atau “kakus umum” yang mereka semburkan, setidaknya di dalam hati?

Andai aku Ahok. Tapi jelas aku bukan Ahok. Namun aku pastikan bahwa perilaku Ahok dalam memerintah DKI Jakarta itu, mewakili apa yang aku juga akan lakukan jika aku menjadi Gubernur DKI Jakarta sekarang ini.(*)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun