Sudah pasti ada pro dan kontra terhadap benih transgenik ini. Tapi semuanya itu terjadi di meja debat atau di ruang diskusi nyaman berpendingin seperti di Aston Hotel ini. Argumennya canggih-canggih, dengan mengutip berbagai hasil riset dan opini para ahli.
Perdebatan itu tentu baik. Tapi akan lebih baik lagi jika kami para petani ini ditanya juga “Apa maunya?” Akan kami jawab, “Kami berhak mendapatkan benih terbaik, dan negara wajib menyediakannya.”
Tak perduli apakah itu benih inbrida, hibrida, atau transgenik. Yang penting ramah lingkungan, menguntungkan, dan aksektabel secara sosial.
Sederhana saja permintaan kami, para petani mardijker ini.
Tapi ruang diskusi di Aston hotel ini, sungguh mati, terlalu dingin untuk saya. Jadi, izinkan saya pamit pulang lebih dahulu, sebelum otak menjadi beku. Saya masih memerlukannya untuk menyiasati peningkatan produktivitas di lahan saya yang sempit.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H