Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Lovers-Haters Fallacy” atau “Nararya(n) Fallacy”?

8 Oktober 2015   14:16 Diperbarui: 8 Oktober 2015   14:44 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai ilustrasi, misalkan saya bilang, “Tentu saja Nararya selalu berpandangan negatif tentang terpidana korupsi karena dia memang pribadi anti-korupsi”. Apakah saya sedang mengemukakan sesat pikir (fallacy) alias “argumentum ad hominem”di sini? Tidak, pernyataan saya adalah sebuah argumen substansial.

Maka, pada titik ini, izinkan saya menyimpulkan, Nararya telah melakukan “Nararya(n) fallacy” (sesat pikir a’la Nararya) ketika dia menyebut label “lovers” dan “haters” bukan kategori argumen substansial melainkan ad hominem.

Dengan kesimpulan itu tentu saya tak bermaksud menyerang Nararya secara pribadi. Kendati saya mengintroduksi konsep “Nararyan fallacy” yang meminjam namanya.

Bagaimanapun saya seorang penikmat tulisannya. Mungkin tergolong “lover”-nya, walau saya berharap sebagai “lover kritis”.
Artikel tanggapan ini adalah semata apresiasi saya pada artikel Nararya tersebut di atas. Mohon maaf bila kualitasnya ada di urutan terakhir dari sejumlah artikel tanggapan yang mungkin dibuat.(*)

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun