Anda masih ingat diskusi terdahulu (#020) tentang triangulasi metode dalam pengumpulan data kualitatif dalam studi kasus? Diskusi kita waktu itu hanya didasarkan pada pengertian triangulasi secara sempit, yaitu penggunaan beragam metode dalam proses meneliti sesuatu.
Dalam penelitian sosial, lingkup triangulasi tidaklah sesempit itu.Menurut Denzin (1970), triangulasi adalah angkah pemaduan berbagai sumber data,peneliti, teori, dan metode dalam suatu penelitian tentang suatu gejala sosial tertentu.
Berdasar pengertian yang lebih luas itu, tampak Denzin membedakan triangulasi ke dalam empat tipe. Mari kita lihat satu per satu di bawah ini.
Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber data adalah pengumpulan data dari beragam sumber yang saling berbeda dengan menggunakan suatu metode yang sama. Misalnya, wawancara mendalam tentang cara-cara pengobatan tradisionil dapat dilakukan terhadap para dukun, orang lanjut usia,tukang jamu, dan lain-lain.
Dalam triangulasi sumber data perlu diperhatikan adanya tiga tipe sumber data yaitu waktu (misalnya: kegiatan harian atau musiman), ruang (misalnya: rumah atau dusun/desa), dan orang.
Orang sebagai sumber data juga masih dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu agregat (individu-individu sampel terpilih), interaktif (grup kecil, keluarga, kelompok kerja), dan kolektivitas (organisasi, komunitas, masyarakat desa).
Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah pelibatan sejumlah peneliti yang berbeda disiplin ilmunya dalam suatu penelitian yang sama.
Triangulasi peneliti dimaksudkan antara lain untuk menghindari potensi bias individu pada peneliti tunggal.
Satu hal yang perlu diperhatikan, jika suatu penelitian menerapkan triangulasi peneliti, maka harus dipastikan bahwa peneliti yang paling ahli terlibat langsung dalam proses pengumpulan dan analisis data.Jika peran itu diwakilkan kepada asisten atau mahasiswa, maka triangulasi peneliti menjadi kurang atau bahkan tidak efektif.
Triangulasi Teori
Triangulasi teori adalah penggunaan sejumlah perspektifatau teori dalam menafsir seperangkat data.
Triangulasi teori ini sebenarnya jarang sekali tercapai dalam penelitian sosial.Soalnya berbagai teori, karena memiliki asumsi-asumsi dasar yang berbeda, akan menerangkan seperangkat data yang sama secara berbeda pula.
Karena itu untuk menghindari kerumitan akibat ketidak-koherenan antar teori, peneliti kualitatif lebih suka membiarkan data itu sendiri yang “berbicara”.
Atau, alternatif lain, peneliti memilih satu atau beberapa proposisi yang masuk diakalnya dan relevan dengan masalah yang dikaji.
Triangulasi Metode
Triangulasi metode adalah penggunaan sejumlah metode pengumpulan data dalam suatu penelitian.
Triangulasi metode diperlukan karena setiap metode pengumpulan data memiliki kelemahan dan keunggulannya sendiri.Dengan memadukan sedikitnya tiga metode, misalnya pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen, maka satu dan lain metode akan saling menutup kelemahan sehingga tangkapan atas realitas sosial menjadi lebih terpercaya.
Tipe triangulasi metode ini, serta tipe triangulasi sumber data, akan kita diskusikan lebih jauh dalam sesi khusus nanti.
Sampai di sini, mungkin masih ada pertanyaan menggantung:“Mengapa triangulasi diperlukan dalam penelitian kualitatif?”Alasan utamanya, menurut Denzin (970), karena triangulasi dapat menyelamatkan penelitian kualitatif dari berbagai bias dan kekurangan yang bersumber dari pengandalan sumber data, peneliti, teori, dan metode yang tunggal.
Masih ingat diskusi (#003) tentang sifat-sifat penelitian kualitatif?Holistik adalah salah satu sifat khasnya.Triangulasimencerminkan sifat itu dengan sendirinya.
Setelah diskusi prinsip triangulasi dalam pengumpulan data ini, tentu timbul pula pertanyaan: “Apa instrumennya?”Biarkan ini jadi bahan diskusi selanjutnya.(*)
Tolong baca artikel sebelumnya:
penelitian-kualitatif-023-tiga-metode-utama-pengumpulan-data-kualitatif
penelitian-kualitatif-022-dwi-tunggal-yin-yang-data-kualitatif-dan-kuantitatif
penelitian-kualitatif-021-apa-itu-data-kualitatif
penelitian-kualitatif-020-triangulasi-metode-pengumpulan-data-mutlak-dalam-studi-kasus
penelitian-kualitatif-019-begini-cara-memilih-unit-kasus
penelitian-kualitatif-018-empat-tahapan-dalam-studi-kasus
penelitian-kualitatif-017-mengapa-memilih-studi-kasus
penelitian-kualitatif-016-apa-itu-studi-kasus
penelitian-kualitatif-015-cara-memilih-subyek-tineliti
penelitian-kualitatif-014-begini-cara-menetapkan-satuan-penelitian
penelitian-kualitatif-013-begini-cara-memilih-strateginya
penelitian-kualitatif-012-lima-strategi-paling-populer
penelitian-kualitatif-011-strategi-tukang-batu
penelitian-kualitatif-010-dimana-tempat-teori-dan-tinjauan-literatur
penelitian-kualitatif-009-begini-format-rancangannya
penelitian-kualitatif-008-rancangannya-selesai-belakangan
penelitian-kualitatif-007-ini-lima-sifat-khas-rancangannya
penelitian-kualitatif-006-di-aras-mikro-menantang-teori-makro
penelitian-kualitatif-005-orientasinya-menunjukkan-kepalsuan-teori-besar
penelitian-kualitatif-004-subyektivitas-sebagai-pumpunan
penelitian-kualitatif-003-beginilah-sifat-sifatnya
penelitian-kualitatif-002-inilah-asumsi-asumsi-dasarnya
penelitian-kualitatif-001-apa-batasannya
Anjuran bacaan
N.K. Denzin, 1970, The Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological Methods, Chicago: Aldine Publishing Company.
Kompedusiana.com
Learning by Sharing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H