“Hei, Frans, itu kripik paru enak, gak?” tanya Sujati serius.
“Weh, ya uenak, tenan.Iki kripik ternikmat sedunia, kok. Piye to kowe,” jawab Frans dengan mata melotot.
“Nah, kamu tahu gak itu kripik dibuat dari bahan apa?” kejar Sujati.
“Ya, paru …”
“Persis,” Sujati memotong Frans, “itu dibuat dari irisan paru orang sakit TBC di rumah sakit paru tadi!” Sujati berkata tajam.
“Walah, jan, kowe iki …” Frans tak meneruskan kata-katanya.Air mukanya mendadak berubah kalut, jijik, dan semakin pucat.Kripik paru di mulutnya cepat-cepat dimuntahkan.Rokok kretek di mulutnya mendadak terasa pahit, bikin mual perutnya. Semua rokoknya langsung dibuang.
Dan memang, sejak saat itu Frans benar-benar tobat total, tak pernah lagi mau menyentuh rokok. Membayangkan irisan paru-parunya diolah menjadi kripik paru, betul-betul membuat seluruh sel-sel tubuhnya membenci rokok.(*)
#Moral revolusi mental-nya: “Memikirkan hal terburuk dapat terjadi pada diri kita, dapat membantu kita membunuh kebiasan buruk.”