Mohon tunggu...
M.TAUFIK HIDAYAT SIPAYUNG
M.TAUFIK HIDAYAT SIPAYUNG Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa UINSU Prodi Tadris Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Kaki Kanan yang Penakut: Pertualangan Kiki di Sungai

21 April 2024   08:05 Diperbarui: 21 April 2024   08:24 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari yang cerah di hutan kecil yang rimbun, seekor kelinci mungil bernama Kiki sedang asyik bermain dengan teman-temannya. Kiki terkenal dengan tingkahnya yang ceria dan selalu penuh semangat. Hari itu, mereka bermain petak umpet di antara pepohonan yang rindang. Tawa dan canda mereka memenuhi udara, membawa keceriaan di seluruh hutan.

Di tengah keceriaan itu, Kiki tiba-tiba teringat pada rasa takutnya yang terbesar: air. Sejak kecil, Kiki selalu menghindari air. Kakinya akan gemetar dan jantungnya berdebar kencang setiap kali dia melihat genangan air, apalagi sungai yang mengalir deras. Hal ini membuatnya sering merasa berbeda dari teman-temannya yang begitu senang bermain di air.

Saat Kiki sedang bersembunyi di balik semak-semak, dia mendengar suara gemericik air yang merdu. Rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya, dan dia mengintip dari balik semak-semak. Di hadapannya terbentang sungai kecil yang berkilauan diterpa sinar matahari. Airnya yang jernih mengalir dengan tenang, dan di kejauhan terdengar kicauan burung-burung yang indah.

Kiki terpesona oleh keindahan sungai itu. Dia ingin sekali bermain di air seperti teman-temannya, tapi rasa takutnya masih membelenggu. Dia duduk di tepi sungai dengan sedih, matanya berkaca-kaca. Tiba-tiba, sebuah suara lembut memecah kesunyian.

"Kenapa kamu menangis, Kiki?" tanya suara itu.

Kiki menoleh dan melihat seekor burung hantu kecil yang sedang bertengger di dahan pohon. Burung hantu itu memiliki tatapan yang ramah dan penuh kelembutan. Kiki menceritakan ketakutannya pada air kepada burung hantu itu.

"Jangan takut pada air, Kiki," kata burung hantu itu dengan suara yang menenangkan. "Air itu indah dan menyenangkan. Kamu hanya perlu belajar bagaimana berenang."

Kiki ragu-ragu. "Tapi aku tidak tahu cara berenang," kata Kiki dengan suara kecil.

"Aku bisa mengajarimu," kata burung hantu itu.

Kiki merasa sedikit lega mendengar kata-kata burung hantu itu. Dia mulai merasa yakin bahwa dia bisa mengatasi rasa takutnya.

Burung hantu itu turun dari pohon dan mengajak Kiki ke tepi sungai. Dengan sabar dan penuh kasih sayang, burung hantu itu menunjukkan kepada Kiki cara menggerakkan kakinya dan lengannya di dalam air. Kiki mengikuti instruksi burung hantu itu dengan hati-hati.

Perlahan-lahan, Kiki mulai merasa nyaman di dalam air. Dia mulai belajar bagaimana mengapung dan bergerak di dalam air. Burung hantu itu selalu berada di sisinya, menyemangati Kiki dan membantunya jika dia membutuhkan bantuan.

Setelah beberapa saat, Kiki akhirnya bisa berenang! Dia sangat senang dan bahagia. Dia mengucapkan terima kasih kepada burung hantu atas bantuannya.

"Sekarang kamu bisa bermain dengan teman-temannya di seberang sungai," kata burung hantu itu dengan senyuman.

Kiki tersenyum lebar dan berenang menyeberangi sungai. Dia bertemu dengan teman-temannya dan mereka bermain bersama dengan senang sepanjang hari. Kiki tidak lagi takut pada air. Dia bersyukur kepada burung hantu yang telah membantunya mengatasi ketakutannya.

Sejak saat itu, Kiki menjadi kelinci yang lebih berani dan percaya diri. Dia tidak lagi menghindari air, dan dia senang bermain di sungai bersama teman-temannya. Kiki belajar bahwa rasa takut bisa diatasi dengan keberanian dan tekad. Dia juga belajar bahwa persahabatan dan kasih sayang dapat membantu kita melewati masa-masa sulit.

Hari-hari berikutnya, Kiki semakin sering bermain di sungai bersama teman-temannya. Dia belajar berbagai macam gaya berenang dan bahkan berani melompat dari batu-batu besar di tepi sungai. Kiki tidak lagi merasa takut pada air, dan dia sangat senang bisa bermain bebas di alam.

Suatu hari, Kiki dan teman-temannya sedang bermain di sungai ketika mereka melihat seekor anak bebek kecil yang terjebak di antara bebatuan. Anak bebek itu menciak-ciak dengan panik, mencoba melepaskan diri dari arus air yang deras. Kiki dan teman-temannya panik. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Tiba-tiba, Kiki teringat pada pelajaran berenang yang diajarkan oleh burung hantu. Dia tahu bahwa dia bisa membantu anak bebek itu. Dengan penuh keberanian, Kiki berenang ke arah anak bebek dan berhasil menariknya ke tempat yang aman. Anak bebek itu sangat senang dan bersyukur atas bantuan Kiki.

Kejadian itu membuat Kiki semakin percaya diri. Dia belajar bahwa dia tidak hanya bisa mengatasi rasa takutnya, tetapi dia juga bisa membantu orang lain. Kiki menjadi pahlawan di mata teman-temannya dan semua hewan di hutan.

Kisah Kiki dan burung hantu menjadi legenda di hutan. Semua hewan di hutan belajar bahwa rasa takut bisa diatasi dengan keberanian, tekad, dan persahabatan. Mereka juga belajar bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun