Durhaka terhadap Orang Tuamu" kalimat ini jelas sering kita dengar dari orang tua, ustadz, motivator, teman, saudara atau dari yang lainnya. Kalimat ini menurut saya interpretasi dari QS. Al-Israa'/7 : 23 Â "dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia." Ingat! Berkata "ah" saja tidak boleh apalagi lebih dari itu.
"Anakku JanganIngat nak, kita selamanya menjadi anak dari orang tua kita. Kita juga selamanya akan menjadi orang tua dari anak-anak kita. Jadi jelas kita harus berbakti kepada orang tua, apapun yang terjadi. Pengorbanan orang tua begitu besarnya. Saya masih ingat perkatan Ibu saya yang Sekolah Dasar saja tidak tamat, Ibu saya bilang "Anakku, tidak apa-apa ibu tidak bergelang emas, bercincin emas, beranting-anting emas, yang penting kalian semua sekolah, jangan jadi seperti ibu yang hanya kerja di kebun." Nasehat yang sampai sekarang tak terlupakan.
Ketika kuliah di Jakarta, saya mengajar di Pesantren Al-Kautsar Ciganjur Jagakarsa, setiap rabu malam kamis mengaji kitab Tafsir Jalalain dan Fathu al-Qarib dengan Syaikh Busyiri dari Yaman. Di awal Muqaddimah beliau sampaikan tentang pentingnya berbakti kepada orang tua dan mengutip sebuah hadis Nabi riwayat Imam al-Baihaqi dalam Kitab Syu'abul Iman, "Tiadalah seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tua, kemudian dia memandang wajah orang tuanya dengan perasaan penuh kasih, kecuali Allah Ta'ala menuliskan pahala haji mabrur baginya dalam setiap kali pandang."
Nasehat beliau begitu meresap dalam hati saya, tanpa pikir panjang, besok paginya saya langsung menelepon orang tua dan bilang bahwa saya ingin pulang. Orang tua saya kaget, ada apa pulang? Saya hanya bilang, ingin pulang saja, karena sudah lama tidak pulang. Sebenarnya saya ingin melihat wajah orang tua saya dengan kasih sayang, sehingga mendapatkan pahala haji mabrur. Setelah dua minggu di rumah, akhirnya saya balik lagi ke Jakarta.
Memang kadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan keinginan orang tua kita. Tapi ingat bahwa mereka tetap orang tua kita. Kadang kita dimarahi, tapi mereka tetap orang tua kita. Kadang kita di caci, tapi mereka tetap orang tua kita. Mereka tetap sayang kepada kita. Bahkan saya sendiri yang sudah bekerja, jika ingin ke luar kota, sering ditanya, "kamu mau pergi ada uang ga?" saking inginnya orang tua memberi. Begitulah cintanya kepada kita.
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Rasulallah saw bersabda, "Tiga orang yang do'a mereka tidak akan ditolak; do'a orang yang berpuasa sampai dia berbuka, do'a pemimpin yang adil, dan do'a orang yang dizalimi." (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dari Kitab At-Targhib). Mari tidak henti-hentinya berdo'a untuk kedua orang tua kita. Bagi yang masih hidup kita do'akan agar selalu Allah beri kesehatan dan selalu taat kepada Allah swt. jika sudah tiada, kita do'akan semoga dijauhkan dari azab kubur, dan kuburnya menjadi taman dari taman-taman surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H