nikmat yang Allah swt berikan kepada kita sebagai makhluk ciptaannya, sebagaimana Allah swt firmankan dalam Al-Qur'an Surah Ibrahim/14 : 34, "Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)".
Sudah begitu banyakNikmat Allah swt yang kita rasakan akan terasa nikmat jika Allah swt ambil kenikmatan itu dari kita, contohnya nikmat melihat, kita akan merasakan nikmatnya melihat jika Allah swt ambil penglihatan kita. Nikmat mendengar akan terasa nikmat jika Allah swt ambil pendengaran kita, Nikmat sehat akan terasa nikmat jika Allah swt ambil kesehatan kita, begitu juga nikmat-nikmat yang lainnya.
Manusia adalah makhluk Allah swt, karena Allah swt yang menciptakan seluruh makhluk di muka bumi ini, makhluk yang hidup di udara, daratan, air. Allah swt juga yang menjaga, memberi rizki, semuanya dalam genggaman Allah swt, sebagaimana firman-Nya, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". QS. Adzariyat/51 : 56. Lalu sebenarnya kita ini hambanya siapa? untuk siapa kita bekerja di dunia ini? Untuk Allah swt atau untuk yang lainnya? Pertanyaan yang selalu hadir dalam benak saya sampai saat ini.
Setiap manusia melewati lima alam, yaitu Alam Ruh, Alam Rahim, Alam Dunia, Alam Barzah (kubur), dan Alam Akhirat". Agama sendiri telah ada pada diri setiap manusia ketika masih di alam Ruh, hal ini tergambar dalam firman Allah swt "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". QS. Al-A'raaf/7 : 172.
Setelah itu Allah masukkan setiap ruh ke dalam Rahim seorang wanita, tujuannya adalah untuk menyempurnakan jasad, kejadian ini digambarkan oleh Allah swt dalam Al-Qur'an, "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. QS. Al-Hajj 22/5.
Alam ketiga adalah Alam Dunia, Alam yang sedang dirasakan oleh setiap ummat manusia saat ini, pertanyaannya adalah, untuk apa kita di dunia? Apa tugas kita?, jasad dan ruh sudah tergabung menjadi satu. Maka Allah swt tegaskan dalam Al-Qur'an, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. QS. Al-'Ashr/103 : 1-3. Jadi jelas bahwa kita di Alam Dunia ini untuk menyempurnakan iman dan Amal.
Setiap manusia mempunyai pekerjaan masing-masing, ada yang menjadi petani, pengusaha, pedagang, guru, dosen, pegawai dan pekerjaan lainnya. Ketika kita bekerja sebagai apa saja, datang panggilan Allah swt untuk Shalat, mana yang kita dahulukan? Meneruskan kerja atau mendatangi panggilan Allah swt?. Maka perlu kita ingat bahwa kita menjadi hamba Allah swt lebih dahulu atau menjadi hamba pekerjaan kita lebih dahulu?.
Di sinilah kita harus ingat bahwa semua yang ada di muka bumi ini adalah hamba Allah swt lebih dahulu, bukan hamba makhluk yang lainnya, bukan hamba pekerjaan kita, Allah swt firmankan, "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka". QS. At-Taubah/9 : 111.
Mari bersama-sama mendahulukan Allah swt, agar hidup kita bahagia di dunia dan selamat di akhirat. Ingat, Dunia Sementara Akhirat Selama-lamanya.
***
Dahulukan Allah swt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H