Mohon tunggu...
Muhammad Syarifudin
Muhammad Syarifudin Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Petroleum Engineer ITB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahi parodi, Perangi korupsi, Selamat(kan) Hari Antikorupsi 2015!

15 Desember 2015   20:42 Diperbarui: 15 Desember 2015   21:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 HARAPAN MASIH ADA

[caption caption="SSumber Gambar : http://bahasa.aquila-style.com"]

[/caption]

Sesungguhnya apa yang kita tuai saat ini adalah yang kita tanam dihari lalu, dan yang kita nikmati dimasa mendatang akan bergantung dari apa yang kita lakukan saat ini.

Memang bukan usaha yang singkat dan mudah untuk mencapai karakter ideal demi meneruskan cita-cita negeri ini. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Dengan keteguhan hati, niat putih, dan harapan yang tiada batas, karakter yang memiliki sifat integritas tentunya dapat kita capai. Melalui pendidikan karakter di dalam keluarga semua harapan ini dipertaruhkan

Pendidikan melalui contoh di dalam keluarga, inilah pendidikan karakter yang sesungguhnya. Pendidikan di dalam keluarga adalah fondasi utama pendidikan karakter yang memberi pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup seperti kejujuran, kepedulian, kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil, dan sabar. Semua ini bertujuan untuk membentuk karakter dan budi pekerti individu yang perlu dikembangkan dan dibina sejak usia dini.

Harapan masih ada. Mimpi-mimpi mulia para pendiri bangsa mulai menemukan titik terangnya. Generasi muda, generasi yang akan mengemban beban untuk mewujudkan harapan-aharapan tersebut sudah berani menunjukkan taringnya. Sedikit demi sedikit kami berani untuk meninggalkan hal-hal kecil yang merusak kepribadian kami. Mencontek, berbohong, melanggar aturan, dan lain hal sebagainya, rasanya telah hilang dalam kamus kami.

Satu hal yang harus kita pegang, ketika kehilangan kekayaan, kita tidak kehilangan apa-apa. Ketika kehilangan kesehatan, kita kehilangan sesuatu. Ketika kehilangan karakter, kita kehilangan segalanya, demikian Billy Graham bertutur.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya acara Festival Antikorupsi 2015 dapat kita sambut sebagai wadah pengingat. Pengingat akan mimpi-mimpi yang kita bawa untuk bangsa, pengingat untuk mengakhiri segala parodi yang ada, pengingat bahwa harapan masih tetap ada, dan pengingat bahwa kita berhak dan mampu untuk dengan bangga dan lantang menjawab tantangan yang ada, bahwa kami bukanlah generasi instan, bahwa korupsi bukanlah budaya kami!

Sudahi Parodi, Perangi Korupsi, Selamat(kan) Hari Antikorupsi 2015!

Bandung, 15 Desember 2015

Muhammad Syarifudin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun