Begitu pula dengan penerapan disinsentif seperti menaikan tariff tol, parkir dan lain-lain tidak akan mampu mengatasi kemacetan. Budaya orang jakarta sangat konsumptif, jadi selama ada uang apapun akan dibayar.
Memang harus diakui upaya tersebut, sedikit tidaknya bisa memecahkan persoalan kemacetan Jakarta. Namun dalam jangka panjang, pola penanganan tersebut akan sia --sia, kondisi kemacetan akan kembali terjadi selama hulu masalah kemacetan tidak disentuh.Ibarat mengobati kanker, pemerintah hanya focus pada penyakitnya tidak pada sumber penyakitnya.
Sekali lagi, dimata saya, biang kerok dari semua permasalahan kemacetan Jakarta adalah hadirnya bermacam-macam pusat kegiatan di Jakarta dan sekitarnya baik kegiatan  industri, perdagangan, properti dan pemerintahan.
Dalam kondisi ini, pemerintah harus mengambil langkah "desentralisasi kegiatan." Rencana pemindahan Ibu kota ke Pontianak yang pernah diwacanakan "tidak" perlu dilakukan. Yang sangat dimungkinkan adalah dengan memindahkan sebagian kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi  ke daerah lain. Aktivitas beberapa perkantoran kementerian ke Indonesia bagian Tengah dan Timur. Begitupula dengan kegiatan Industri, sebaiknya dialihkan ke luar Jabodetabek.Â
Pak Jokowi dan Gubernur Anies sudah saatnya duduk bersama dengan beberapa Gubernur  di kawasan Timur Indonesia untuk membicarakan proses pemindahan aktivitas tersebut. Saya kira inilah solusi permanen mengatasi problem kemacetan Jakarta.
Ternate, 05.30 WIT, 4/11/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H