Mohon tunggu...
vSukamtiningtyas
vSukamtiningtyas Mohon Tunggu... Freelancer - Pemikir strategis, marketer profesional dan konsultan kreatif untuk UMKM

Penyusun strategi konten, social media dan brand yang percaya bahwa strategi BUKAN rencana atau Planning. Menulis tentang influencer marketing, social media, dan krisis komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cara Kerja Buzzer Politik: Siapa yang Membayar Mereka?

12 Januari 2025   11:52 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah selanjutnya adalah menganalisa akun-akun yang bersuara. Perhatikanlah, apakah mereka menyuarakan hal yang sama, seperti mengikuti skrip? Siapa mereka sebenarnya? Apakah mereka orang yang kita kenal atau akun yang baru muncul tiba-tiba untuk memberikan pendapat? Apakah mereka punya keahlian pada isu yang mereka suarakan? Apakah mereka berbicara dengan detail, atau hanya bermain dengan emosi? Jika suatu akun terlihat mencurigakan dan tidak memberikan bukti atau argumentasi yang jelas, maka kita patut mewaspadai dan mungkin mereka adalah buzzer yang sedang mencoba memanipulasi opini.

  • Memahami Algoritma Media Sosial:

    • Kita juga perlu menyadari bagaimana algoritma media sosial bekerja. Like, share, dan trending topic tidak selalu mencerminkan kebenaran atau validitas suatu pendapat, tetapi sering kali hanya merefleksikan popularitas semata. Algoritma media sosial seringkali memberikan reward pada konten yang menarik perhatian orang banyak, bukan konten yang berdasar pada kebenaran. Seringkali kita hanya disuguhi dengan pendapat yang sedang populer, oleh karena itu, kita harus mempertanyakan kenapa mereka bisa populer? Apakah berdasarkan fakta, atau hanya menggunakan tagar yang sama, atau bahkan akun-akun palsu yang mencuri foto dan identitas orang lain? Apakah mereka akun spam atau bot?

  • Melawan dengan Aksi:

    • Jika kita melihat akun-akun yang berperilaku seperti buzzer, jangan hanya berdiam diri. Laporkan akun-akun tersebut ke platform media sosial agar diblokir. Blokir akun mereka dan ajak semua orang untuk melakukan hal yang sama. Atau, bahkan kita bisa mempermalukan mereka secara publik dengan menyebarkan tangkapan layar (screenshot) sebagai bukti bahwa mereka adalah buzzer, dan dengan begitu kita bisa membuat orang lain tidak lagi mempercayai mereka. Kita perlu berani mengambil tindakan nyata untuk menghentikan penyebaran disinformasi.

  • Berani Bersuara:

    • Kita harus berani mendukung mereka yang berani bersuara, walau suaranya mungkin berbeda dengan kita. Berikan mereka dukungan agar mereka tidak merasa sendirian dan merasa aman untuk berpendapat. Berinteraksi dengan mereka, dan tanyakan opini lebih lanjut.. Kita perlu berani untuk keluar dari zona aman kita sendiri dan mendengarkan berbagai perspektif yang berbeda untuk memperkaya pemahaman kita. Jika kita mau tetap bisa berekspresi bebas di media sosial, kita harus ikut menjaga suasan kondisif dari ruang berpendapat, dimana semua pendapat berhak diutarakan tanpa dihalangi.

  • Ingatlah bahwa suara kita semua berharga, bukan hanya suara yang populer atau banyak like nya. Kita semua punya hak untuk didengar dan juga punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua orang bisa didengar dan tidak dimanipulasi oleh suara buzzer. Ketika buzzer membuat kita percaya bahwa semua mendukung suatu kebijakan, padahal banyak dari kita sebenarnya tidak setuju, mereka mencuri suara kita dan memberi kita ilusi seolah-olah pemerintah atau pihak yang berkuasa memiliki dukungan publik. Mari kita hentikan semua ilusi ini dan berani untuk membangun ruang publik yang lebih sehat dan demokratis, dimana suara kita dan semua orang dihargai dan didengarkan.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun