** Prolog **
Saya suka Dahlan Iskan. Saya suka Jokowi. Saya suka Ahok.
Ketika harus memilih untuk capres 2014, bagaimana saya menentukan pilihan?
Jika kita ingin pemimpin yang mengayomi, yang merakyat, pilihlah Jokowi.
Jika Jokowi jadi presiden, fokusnya adalah penertiban.
Membuat taman, merapikan bantaran kali, mengurai kemacetan, mengatasi banjir.
Jika kita ingin pemimpin yang cepat, berantempun gapapa, pilihlah Ahok.
Birokrasi lama, warga susah diatur, urusannya bisa diselesaikan dengan gaya Ahok ini.
Bilang bego, bilang tololpun bisa, yang penting hatinya mulia.
Jakarta sudah sangat bagus, ada Jokowi ada Ahok.
Ahok maju di depan, nata apa yang harusnya ditata.
Muncul penolakan, Jokowi datang untuk mengadem-ayemkan. Masalah selesai.
Jakarta beruntung karena kolaborasi mereka.
Walaupun semua masalah belum terurai, seperti banjir dan macet, tapi arah ke sana terus dirintis.
Hanya saja, saya dan teman-teman kok ya ragu jika dua sekawan ini terpisahkan, Jakarta agak akan seperti apa.
Jika Jokowi yang di Jakarta saja tanpa Ahok, Jokowi akan memanusiakan manusia.
Pemindahan PKL mungkin akan memakan waktu yang lama seperti di Solo.
60 kali lebih diajak makan, barulah mau pindah.
Tapi jika Ahok yang di Jakarta saja, mungkin banyak musuhnya karena tanpa rasa takutnya beliau.
Dan tidak ada Jokowi yang mengademkan di belakangnya. Saya menduga bisa berantakan juga. Semoga tidak.
Inilah hasil renungan dan diskusi dengan banyak kalangan menilik fenomena Jokowi-Ahok ini.
Oleh karena itu untuk sekarang, baiknya mereka jadi gubernur dan wakil gubernur dengan sebaik-baiknya.
Adapaun orang ketiga yang saya soroti, Dahlan Iskan.
Jika ingin pemimpin khas pengusaha, yang menurut saya komunikatif dan visioner, Dahlan Iskanlah orangnya.
Ditanya di konvensi Demokratpun yang beliau jelaskan adalah cita-citanya untuk memajukan ekonomi Indonesia.
Targetnya ngalahin Meksiko dan Spanyol dalam hal PDB, pemerataan dengan perbaikan gini, dan peningkatan index sumber daya manusia.
Dahlan Iskan banyak belajar dari Tiongkok, membangun target bersama, lalu seluruh rakyat berjuang.
Jika berhasil, dirayakan bersama.
Ada momen penting ketika Indonesia mengalahkan PDB mantan penjajahnya, Belanda.
Menurut DI, seharusnya kita merayakannya dan tidak lewat begitu saja.
Perayaan kemenangan kecil ini akan memacu perjuangan-perjuangan berikutnya.
Kiprahnya di Jawa Pos, BUMD Jatim, PLN, dan BUMN menunjukkan bahwa tangan dinginnya bisa mengubah logam jadi emas bak raja midas.
jangan protes, karena ini ungkapan yang saya baca.
** Pra-kesimpulan **
Jadi, dari uraian di atas saya dapat ambil garis:
- Jika Jokowi jadi presiden, maka keamanan, kenyamanan masyarakat akan dijamin, walaupun mungkin saya belum melihat visionernya beliau untuk membangun Indonesia ke depan. Ketika jadi calon gubernurpun, beliau bilang kita lihat saja, dan kemudian dengan blusukannya, cari dan selesaikan tiap permasalahan segera. Ini memenuhi customer oriented. Rakyat maunya apa, Jokowi kasih. Dan jadilah beliau media darling. Sangat bagus, dan dapat diterima kalangan menengah ke bawah secara kebanyakan. Karena rakyat bawah kebanyakan mereka maunya didengar pemimpinnya, diayomi, diperhatikan, ga peduli mau diajak maju ke mana.
- Jika Dahlan Iskan jadi presiden, maka harkat dan kemajuan bangsa ini akan dipacu. Semua komponen bangsa akan digerakkan untuk maju bersama-sama. Ekspansi usaha ke luar negeri, balas impor dengan ekspor seperti revolusi oranye buah tropis itu, membangun ketahanan pangan, alutsista dan sebagainya. Ini akan jauh bisa diterima kalangan menengah ke atas. Bahwa mereka membutuhkan pemimpin visioner yang berfikir besok kita akan apa, dan menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
- Ahok saya ngga masukkan ke kans capres ya.
** Pilihan **
Oleh karena itu, pilihannya ada pada kita, mau pemimpin seperti apa? Kalo anti korupsinya atau kedekatannya dengan rakyat kecil saya yakin kurang lebih sama deh ya. Tinggal arah kebijakannya yang mana yang akan kita ikuti. Jika untuk perbaikan kehidupan saat ini, pilihlah Jokowi, karena beliau pasti dengarkan permasalahan saat ini. Jika ingin kehidupan lebih baik di masa datang, maka fondasi dan arah itu sebaiknya diselaraskan dengan pola Dahlan Iskan.
Saya sendiri, saya pilih Dahlan Iskan. Bukan karena Jokowi jelek, tapi karena:
1. Jokowi - Ahok itu paket yang serasi, jangan dipisahkan dulu. Ahok babat, Jokowi menghaluskan. Demi Jakarta Baru.
2. Dahlan Iskan, saya yakin dapat membawa kemajuan bangsa, meningkatkan kebanggan sebagai bangsa yang bermartabat, dan tentu saja visi pemerataannya juga OK.
Untuk Anda sendiri bagaimana? Pilih Jokowi, atau Dahlan Iskan, ato malah pilih di luar keduanya?
** Analisis **
Rakyat sekarang katanya tidak lagi berbentuk piramid di mana lebih banyak rakyat bawah dan miskinnya, melainkan berbentuk labu, di mana kalangan menengahnya sudah mulai lebih banyak (Contohnya aja, yang antri BLSM itu pake Xenia dan bawa BB kan?)
Oleh karena itu, menilik status sosial masyarakat, dan dengan pemberitaan rasional saya menduga Dahlan Iskan jadi presiden 2014.
** Pilihan lagi **
Silakan dipilih, dipilih. Semuanya baik, sesuai selera aja. .... Jangan marah, woles aja ya