Mohon tunggu...
Moh Shobahur Rizqi
Moh Shobahur Rizqi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka orang yang penuh dedikasi dan setia, apakah itu Anda?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencari Sisa Ruang Untuk Kejujuran

9 Agustus 2011   03:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia kampus, terutama kampus tempat penulis mengejar gelar S-1, berlaku curang seperti menjadi kebanggaan. Mohon maaf bila ada yang tersinggung dengan tulisan penulis, tapi rasanya kita harus mulai belajar fair. Di kampus kecurangan seperti diajarkan. Indikasi ini penulis lihat paling tidak melalui dua aspek yang sangat mencolok dalam penglihatan penulis. Pertama, Bagaimana organisasi-organisasi ekstra-kampus berebut kekuasaan, baik kekuasaan internal organisasi maupun kekuasaan dalam kampus. Sikut kanan-kiri, money-politik atau propaganda hitam seperti menjadi kewajiban. Anehnya yang melakukan itu merasa bangga dengan apa yang dilakukannya, bahkan diajarkan oleh senior kepada juniornya di organisasi. Kedua, bagaimana staff kampus yang 'birokratis' itu, baik itu dosen maupun pegawai lainnya, akan lebih mudah pengurusannya dalam segala hal (nilai ataupun sekedar tanda tangan) bila ada pelicinnya. Harapan penulis semoga apa yang terjadi di kampus penulis hanya fatamorgana saja, karena kampus selama ini telah terpatri imej pencetak generasi penerus bangsa. Bila generasi penerusnya telah disetting untuk berlaku curang, bagaimana bangsa ini bisa membudayakan kejujuran? Ini baru di tataran kampus, bagaimana di tataran pemerintahan? Itu rahasia umum!!!

Kunci untuk membentuk budaya sebetulnya ada di dunia kampus. Kampuslah yang akan melahirkan agen-agen perubahan. Agen-agen inilah yang diharapkan dapat melempar wacana tentang etika dan mendampingi masyarakat serta pemerintah agar berada di jalur yang sesuai dengan harmoni alam. Alam semesta tidak pernah berebut sedikit pun mengenai apa yang dibutuhkannya, mereka hanya mengambil apa yang mereka butuhkan tanpa rakus untuk menumpuknya di gudang-gudang mereka. Tapi sayangnya, mereka yang selaras dengan harmoni alam ini yang malah terkucilkan makhluk sesamanya

Adakah ruang yang tersisa untuk kejujuran di negeri kita? Sepertinya hanya orang-orang seperti sahabat penulis dan Ibu Siami saja yang tahu jawabannya.

Wallahu A'lam Bi Ash-Showaab..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun