Mohon tunggu...
Muhammad Syahran Ramadhana
Muhammad Syahran Ramadhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Manajemen Bisnis di Universitas Muhammadiyah Malang

Merupakan sesorang yang suka menyampaikan cerita, mendengar cerita, menyimak cerita, pun menanggapi cerita. Tujuan hidup utama tidak lain adalah berguna untuk orang lain. Menulis bisa untuk memberitahu, menghibur, mengritik, ataupun menanyakan. Terima Kasih untuk semua orang baik

Selanjutnya

Tutup

Seni

Reintroduksi Kampung Batik Karolin melalui Kolaborasi PMM UMM dan Batik Tulis Poesaka Djagad

28 Februari 2024   08:42 Diperbarui: 28 Februari 2024   18:49 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)

Hal menarik terjadi di Perumahan Karanglo Indah pada akhir Januari 2024 yang lalu. Terdapat sebuah kegiatan yang cukup mengingatkan masyarakat sekitar pada hal yang terjadi sebelum Pandemi Covid-19 yang lalu, khususnya pada Tahun 2018. Kegiatan tersebut adalah kegiatan "Pelatihan Membatik dan Pemasaran Kreatif Kelurahan Balearjosari bersama Batik Tulis Poesaka Djagad" yang berkolaborasi dengan Mahasiswa PMM UMM.

"Tahun 2018 dulu, saya sendiri pernah melakukan pelatihan mandiri kepada masyarakat sekitar. Waktu itu lumayan banyak yang ikut. Tapi pas pendemi Covid waktu itu orang ngerasa kalau mbatik kayak tidak ada manfaat ekonominya. Jadinya waktu dengar ada mahasiswa yang mau nambahkan pelatihan tentang ekonomi kreatif saya malah seneng. Sebelum-sebelumnya kan Mahasiswa PMM Cuma fokus ke mbatiknya", ujar seniman yang akrab disapa Mas/Pak Henry tersebut (24/11/2023).

Beliau mulai mengajarkan tentang membatik karena melihat kondisi masyarakat yang kurang memperhatikan seni membatik. Padahal, apabila batik yang dihasilkan cukup bagus, nilai ekonomi yang juga akan meningkat. Bapak Henry menambahkan "kalau batiknya pas kejual kan lumayan, melestarikan budaya, 'plus' dapat uangnya." (24/11/2023)

Mendengar kisah tersebut, Mahasiswa yang mengatasnamakan "Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang Semester Ganjil 2023/2024 Gelombang 07 Kelompok 04" tertarik untuk memperkenalkan kembali atau me-reintroduksi-kan kegiatan membatik yang dulu sempat ada. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh Muhammad Syahran Ramadhana selaku Koordinator PMM beserta teman-temannya Caleeta Ornella, Ad'ha Arya Putra Pamungkas, Wulandari, dan Muhammad Saidin Fitri. Dengan bimbingan langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan Dra. Dewi Nurjannah, M.M., kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dibalik istilah usang "mbatik" yang digunakan, ternyata antusiasme yang diberikan oleh masyarakat cukup besar. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat kehadiran 100% selama 3 hari berturut-turut mulai dari 29-31 Januari 2024. Kegiatan yang dihadiri oleh gabungan Ibu-ibu PKK dan anggota Karang Taruna berjumlah 20 orang dilaksanakan di kediaman Bapak Henry sendiri atau UMKM Batik Tulis Poesaka Djagad, Perumahan Karanglo Indah Blok Q No.9/10, Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.

Kegiatan pada hari pertama dimulai dengan sambutan dari Koordinator PMM Karolin (Nama Kelompok yang melaksanakan PMM), Muhammad Syahran Ramadhana (29/01/2024) "Mudah-mudahan kegiatan ini membangkitkan semangat panjenengan-panjenengan terhadap 'mbatik' yang mungkin dapat dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk ekonomi kreatif". Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan alat dan bahan yang digunakan untuk membatik oleh instruktur membatik, yaitu Bapak Henry sendiri dari Batik Tulis Poesaka Djagad.

"Jadi, di depan panjenengan ada kompor, wajan, lilin, dan canting. Fungsinya kompor dan wajan adalah untuk melelehkan lilin. Lilin nanti fungsinya untuk nutupi corak yang pas dicelup mau dipertahankan warnanya. Untuk naruh lilin, ya pakai canting itu, nggih", instruksi dari Bapak Henry (29/01/2024). Setelah itu, Bapak Henry mulai mengajarkan metode dan trik untuk melakukan pen"canting"an lilin ke kain yang sudah disediakan. Kain yang sudah disediakan memiliki corak yang telah disediakan oleh Mahasiswa PMM pada hari sebelumnya.

Setelah semua peserta selesai membatik, kain akan disimpan untuk proses selanjutnya keesokan harinya. Hari kedua pelatihan berisi kegiatan mewarnai kain dengan cara mencelup kain ke dalam air yang diberikan pewarna secara bertahap. Semakin sering dicelup, maka warna yang menempel akan semakin kuat pula. "Pak e, warnanya kalau dicuci nanti luntur ndak yo?", "Aman wis, Buk. Kualitas pewarnanya bagus jadi tidak bakalan luntur meskipun dicuci pakai pemutih", jawab Bapak Henry dengan santainya (30/01/224).

Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)
Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)

Hari ketiga, kain yang selesai diwarnai akan melalui proses "plorot". "Begini nggih, Bu. Cara 'mlorot kan lilin nya itu dicelup ke rebusan air panas yang dicampur sama tepung kanji. Nanti kelihatan kok hasilnya habis diplorot." Setelah diplorot, kain akan dijemur sampai benar-benar kering sempurna. Selagi menunggu kain batik yang karya mereka kering, peserta diarahkan untuk mengikuti Pelatihan Pemasaran Kreatif oleh instruktur Wulandari dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam pelatihan tersebut, Wulandari memberikan pelatihan bagaimana melakukan pemasaran dan penjualan menggunakan media elektronik seperti Whatsapp Business, Facebook Marketplace, hingga E-commerce Shopee. Wulandari menjelaskan bahwa penjualan yang menggunakan strategi mouth-to-mouth memang lebih mudah dilakukan, tetapi pemasaran melalui media massa dapat meningkatkan visibilitas terhadap produk yang akan dijual.

Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, Peserta boleh membawa pulang hasil pelatihannya. "Enak banget. Dapat ilmu baru, bisa bawa pulang jadinya, dapat keluarga baru. Makasih untuk anak-anak UNMUH (akronim lama UMM) yang sudah memberikan sarana pelatihan ini. Mudah-mudahan berkah ya, Ibu-Ibu!" Kata beliau anggota PKK Kelurahan Balearjosari yang akrab disapa Ibu Prima tersebut (31/01/2024).

Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)
Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)

Kejadian unik terjadi ketika seorang peserta merasa corak yang disediakan terlalu sepi sehingga beliau meminta gambar tambahan agar terlihat lebih penuh. "Mas, bisa tambahin di sini lagi atau tidak? Tambah di situ atau di situ kalau bisa", ucap beliau. "Ini, Bu. Yang jago gambar", usil dari Saidin. "Mana? Sa tara tahu gambar. Ko saja yang coba. Kan ko yang kemarin bisa gambar banyak. Sana gambar saja", balas Arya dengan senda gurau yang ceria.

Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)
Diambil oleh : Caleeta (Foto Original)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun