Penulis pada artikel ini melanjutkan pembahasan dari artikel sebelumnya yang berkaitan dengan gerakan Islam transnasional yang berjudul "Gerakan Islam Transnasional: Sosial-Dakwah, Jamaah Tabligh". Artikel kali ini membahas karakterisktik dari gerakan Islam transnasional yang lainnya. Selamat membaca..
Tiga karakteristik Utama GIT
Gerakan Islam transnasional memiliki tiga karaketeristik utama, yakni ideologis-politik, sosial-dakwah dan ekstrem-radikal. Pada artikel ini penulis hanya membahas tentang gerakan Islam transnasional ekstrem-radikal, merujuk pada kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang menggunakan ideologi agama untuk menormalisasi tindakan kekerasan atau terorisme dengan tujuan mencapai tujuan politik atau sosial secara global. Gerakan ini seringkali memiliki agenda yang melampaui batas-batas negara dan berusaha untuk membentuk atau mempengaruhi tatanan politik dunia berdasarkan interpretasi ekstrem dari ajaran Islam.
Terdapat beberapa gerakan Islam transnasional ekstrem-radikal yang terkenal seperti Al-Qaeda, ISIS, Taliban dan Hizbullah. Keempat gerakan tersebut sudah dilabeli sebagai organisasi ekstremis oleh tokoh-tokoh elit atau pimpinan negara. Penulis pada artikel ini hanya membahas gerakan Islam transnasional ekstrem-radikal Al-Qaeda.
GIT Eskrem-Radikal Al-Qaeda
Kelompok atau gerakan Islam ini menjadi terkenal luas oleh masyarakat internasional ketika terjadinya insiden 9/11 di AS. Pada saat itu tepat padatanggal 11 September 2001, terdapat 19 milisi Islamis revolusioner atau Revolutionary Islamist yang membajak pesawat kemudian menabrakannya ke geung kembar Word Trade Center di New York City dan jug menporak-porandakan beberapa bagian gedung Pentagon di Washington DC. Peristiwa itu ditandai sebagai perang melawan teroris di berbagai tempat oleh AS.
Al-Qaeda merupakan kelompok yang didirikan oleh Osama bin Laden pada tahun 1979 yang tujuan awalnya mendirikan kekhalifaan Islam secara global dan melawan pemerintahan yang tidak sepaham dengan visinya. Berdirinya Al-Qaeda pada waktu itu, karena Osama melihat adanya invasi soviet ke Afganistan dan karena tidak adanya pendataan yang akurat terkait dengan mujahidin di Afghanistan, akhirnya terbentuklah Al-Qaeda yang bisa mengakomodir pendataan asal mana dan status mereka (mujahid) berasal.
Sumber: Yanuardi Syukur, Penyebaran Pengaruh Al-Qaeda Terhadap Gerakan Teroris Di Indonesia
Setelah adanya insiden 9/11, selain tujuannya menegakkan hukum syariah secara ketat di berbagai negara melalui pembentukan kekhalifahan Islam, mereka memfokuskan tujuannya untuk menentang pengaruh Barat dan sekularisme di dunia Islam serta menargetkan negara-negara yang bersekutu dengan Barat, utamanya AS.
Kemudian, kelompok tersebut menambahkan target operasinya tidak hanya di Timur Tengah, Asia Tenggara juga menjadi sasaran operasi oleh Osama. Pada tahun 1998, Muhammad Jamal Khalifa, merupakan saudara ipar dari Osama dikirimkan ke Filipina. Tugas Jamal ke Filipinan salah satunya ialah membangun perusahaan ekspor rotan di Manila sekaligus membangun organisasi amal dan pendidikan yang dibiayai oleh Osama. Kegiatan amal yang dipimpin Jamal ini menaruh banyak dukungan dan simpati, termasuk kelompok bersenjata bermarkas di Filipinan yaitu Moro Islamic Liberation Front atau Front Pembebasan Islam Moro dan Abu Sayyaf.