Penulis pada artikel ini melanjutkan pembahasan dari artikel sebelumnya yang berkaitan dengan gerakan Islam transnasional yang berjudul "Gerakan Islam Transnasional: Ideologis-Politis, Wahabisme". Artikel kali ini akan membahas karakterisktik dari gerakan Islam transnasional yang lainnya. Selamat membaca..
Tiga karakteristik Utama GIT
Gerakan Islam transnasional memiliki tiga karaketeristik utama, yakni ideologis-politik, sosial-dakwah dan ekstrem-radikal. Pada artikel ini penulis hanya membahas tentang gerakan Islam transnasional sosial-dakwah, merupakan kelompok atau organisasi yang menyebarkan ajaran Islam dengan tujuan memperbaiki kehidupan umat Muslim melalui pendidikan, spiritualitas, dan reformasi sosial di luar batas negara atau lintas batas negara.
Terdapat beberapa gerakan Islam transnasional sosial-dakwah yang terkenal seperti Gulen Movement/ Hizmet Movement, Jama'ah al-Tabligh wa al-Da'wah (Jama'ah Tabligh), Tablighi Jama'at dan Dawat-e-Islami. Keempat gerakan tersebut kiprah dan perannya sudah diakui oleh tokoh-tokoh elit atau pimpinan negara. Penulis pada artikel ini hanya membahas gerakan Islam transnasional sosial-dakwah Jama'ah Tabligh.
GIT Sosial-Dakwah Jama'ah Tabligh
Jamaah Tabligh mulanya dibentuk oleh Muhammad Ilyas al-Kandlawi di India pada awal abad ke-20 dan dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia. Jamaah Tabligh menjaga konsistensi dalam ajaran dan praktik dakwah mereka di seluruh dunia. Mereka berpegang pada prinsip-prinsip yang sama, seperti pentingnya shalat berjamaah, mengikuti sunnah Nabi, dan menghidupkan semangat keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu aspek yang membedakan Jamaah Tabligh dari banyak gerakan Islam transnasional lainnya ialah penolakannya terhadap politik. Jamaah Tabligh menekankan bahwa gerakan mereka murni untuk dakwah dan memperbaiki kehidupan spiritual umat Muslim, tanpa terlibat dalam urusan politik atau kekuasaan.
Jamaah Tabligh dikenal dengan kegiatan dakwah keliling atau Khuruj, yang mana para anggotanya bepergian ke berbagai negara untuk menyebarkan ajaran Islam dan mengajak umat Muslim untuk meningkatkan praktik keagamaan mereka. Para jamaah sering kali meninggalkan rumah mereka selama beberapa hari hingga beberapa bulan untuk berdakwah di masjid-masjid dan komunitas Muslim di seluruh dunia.
Meskipun tidak memiliki struktur organisasi yang formal, Jamaah Tabligh memiliki jaringan internasional yang kuat. Setiap jamaah di berbagai negara terhubung melalui kegiatan dakwah bersama dan pertemuan-pertemuan internasional seperti Ijtima atau pertemuan akbar yang diadakan secara rutin di berbagai negara.
Saat ini, gerakan ini memiliki pengikut di hampir semua negara dengan populasi Muslim yang signifikan, termasuk di Asia Selatan, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Penyebarannya yang luas menjadikannya sebagai salah satu gerakan Islam transnasional terbesar di dunia.
Pentingnya Khuruj Bagi Anggota Jamaah Tabligh
Konsep Khuruj ialah salah satu konsep yang digunakan oleh gerakan Jamaah Tabligh. Khuruj ialah kegiatan dakwah keliling atau keluar untuk berdakwah. Tentunya Jamaah Tabligh membangun konsep ini dengan landasan hukum Islam sesuai dengan Q.S Al-Imran : 104 dan 110 serta berdasarkan hadits nabi yang berbnunyi "apabila ummatku di akhir zaman mengorbankan 1/10 waktunya di jalan Allah, akan diselamatkan", yang tafsirannya ialah mereka harus menyisakan 2,5 jam setiap hari untuk berdakwah.
Sesuai dengan landasan hukum Al-Qur'an dan Hadits tersebut, Jamaah Tabligh membagi konsep Khuruj dalam penerapannya membagitiga tahap, yakni pertama, 3 hari dalam sebulan; kedua, 40 hari dalam setahun; dan ketiga, 4 bulan sekali seuumur hidup.
Dalam melaksanakan kegiatan Khuruj, mereka harus sudah menjadwalkan dan menetukan tempat dan target mereka berdakwah. Dalam berdakwah mereka harus memiliki kelompok setidaknya terdiri dari 5-10 orang. Tentunya dalam melakukan kegiatan Khuruj, mereka akan diseleksi terlebih dahulu oleh anggota Syura Jamaah Tabligh siapa saja yang qualified.
Kiprah Gerakan Jamaah Tabligh di Indonesia
Walaupun Jamaah Tabligh di Indonesia tak sepopuler organisasi masyarkat dan organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah, namun gerakan Islam ini memiliki anggota yang cukup banyak di Indonesia. Target dari Jammah Tabligh ini bervariasi mulai dari kalangan selebriti, ASN, profesional, dsb. Jamaah Tabligh di Indonesia ini juga memiliki markas pusat yang bertempat di Masjid Jami Kebon Jeruk di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta Kota.
Kalau anda ingin mengetahui ciri-ciri penampilan dari Jamaah Tabligh biasanya mudah dikenali. Biasanya dakwahnya berkelompok, anggota jamaahnya hampir seluruhnya berjenggot, memakai surban, pakaian takwah seperti jubbas, mengenakan peci atau kadang dilapisi imamah, kadang terdapat untaian tasbih atau tongkat di tangannya, dahi hitam atau kadang tidak, memakai wangian. Sebenarnya masalah penampilan itu umum seperti muslim lainnya namun yang ciri secara khusus biasanya mereka itu berkelompok.
Salah satu kegiatan terbesar Jamaah Tabligh di Indonesia adalah Ijtima Akbar, sebuah pertemuan besar yang dihadiri oleh ribuan anggota dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Acara ini menjadi ajang untuk memperkuat ukhuwah atau persaudaraan antarjamaah, memperdalam pemahaman agama, dan memperluas jaringan dakwah.
Jadi, Jamaah Tabligh telah memainkan peran penting dalam memperkuat keimanan dan praktik keagamaan di kalangan umat Muslim di Indonesia. Gerakan ini menawarkan pendekatan yang unik dan murni terhadap Islam, meskipun tidak terlepas dari kritik. Kiprah Jamaah Tabligh di Indonesia mencerminkan dinamika keberagamaan yang kompleks, di mana tradisi lokal, pengaruh global, dan kebutuhan spiritual umat berinteraksi dan beradaptasi satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H