Mohon tunggu...
Moch. Shifaur Rosyidy
Moch. Shifaur Rosyidy Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Cogito Ergo Sum | Memaksakan diri untuk membiasakan menulis setiap waktu | Semoga Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Islam Transnasional: Ideologis-Politis, Wahabisme

28 Agustus 2024   19:35 Diperbarui: 28 Agustus 2024   19:39 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration - Persian Gulf Region's Map 9 [Jimmy Joe/ Timelessmyths]

Wahabisme di Indonesia

Cara utama Wahabisme menyebar di Indonesia salah satunya ialah melalui sosial-dakwah dan pendidikan. Banyak ulama dan tokoh agama Indonesia yang mendapatkan pendidikan di Arab Saudi, khususnya di Universitas Islam Madinah, dan membawa pulang ajaran Wahabi. Mereka kemudian mengajar di pesantren, madrasah, atau lembaga pendidikan Islam lainnya, mempengaruhi generasi muda Muslim di Indonesia.

Dakwah yang berfokus pada pemurnian tauhid juga menjadi ciri khas penyebaran Wahabisme di Indonesia. Gerakan-gerakan dakwah ini sering kali mengkritik praktik keagamaan lokal yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang "murni," seperti ziarah ke makam wali atau tradisi keagamaan yang dipengaruhi oleh budaya lokal.

Tentunya dakwah wahabi di Indonesia sering kali berbenturan dengan tradisi Islam Nusantara yang lebih toleran dan akomodatif terhadap budaya lokal. Sebagai contoh, Nahdlatul Ulama, organisasi masyarakat dan Islam terbesar di Indonesia, secara tegas menolak Wahabisme karena dianggap mengancam keberagaman dan harmoni dalam Islam di Indonesia. Nahdlatul Ulama berpegang pada pendekatan Islam yang inklusif, yang menghargai tradisi-tradisi lokal dan praktik-praktik keagamaan yang telah lama ada di Indonesia.

Jadi, di satu sisi, mereka berhasil menyebarkan ajarannya di kalangan tertentu, terutama melalui pendidikan dan dakwah. Di sisi lain, Wahabisme menghadapi resistensi dari tradisi Islam lokal yang lebih moderat dan inklusif. Pengaruh Wahabisme di Indonesia juga telah menimbulkan ketegangan, baik dalam hal pemahaman keagamaan maupun dalam konteks sosial-politik, terutama terkait dengan isu radikalisasi dan toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun