Mohon tunggu...
Maisaro
Maisaro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sriwijaya

Jangan menunggu bahagia untuk tersenyum ,tetapi tersenyumlah untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Opini Pola Asuh Orang Tua milenial, Teman dan Drone Parenting

30 September 2024   21:15 Diperbarui: 30 September 2024   21:48 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi milenial, dengan segala inovasinya, turut membawa angin segar dalam dunia pengasuhan anak. Dua pendekatan yang cukup menonjol adalah pola asuh “teman” dan “Drone Parenting”. Keduanya menawarkan perspektif yang unik, namun perlu diimbangi dengan pemahaman yang mendalam agar memberikan dampak positif bagi perkembangan anak.

Pola Asuh “Teman”: Kedekatan yang Membangun. Pola asuh “teman” mengedepankan hubungan yang setara antara orang tua dan anak. Orang tua berusaha menjadi sahabat bagi anak, menciptakan suasana yang terbuka dan nyaman untuk berbagi segala hal. Pendekatan ini memiliki sejumlah kelebihan, seperti:

Peningkatan komunikasi: Anak merasa lebih bebas mengungkapkan pikiran dan perasaannya, sehingga orang tua dapat lebih memahami dunia anak.

Penguatan kepercayaan diri: Anak merasa dihargai dan didukung, sehingga tumbuh menjadi individu yang percaya diri.

Membentuk karakter yang empati: Dengan terbiasa berinteraksi sebagai teman, anak belajar menghargai perspektif orang lain dan mengembangkan empati.

Namun, pola asuh ini juga memiliki potensi kekurangan jika tidak diimbangi dengan batasan yang jelas. Terlalu ingin menjadi teman dapat membuat anak kesulitan menerima arahan dan disiplin yang diperlukan dalam pertumbuhannya.

Drone Parenting: Mengontrol dari Jarak Jauh.

“Drone parenting” mengacu pada gaya pengasuhan yang memberikan kebebasan pada anak, namun tetap diawasi dari jarak jauh. Orang tua menggunakan teknologi untuk memantau aktivitas anak dan memberikan intervensi saat diperlukan. Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas dan kemandirian bagi anak, namun juga memiliki sejumlah tantangan:

a.Risiko ketergantungan teknologi: Terlalu mengandalkan teknologi dapat mengurangi interaksi langsung antara orang tua dan anak.

b.Kurangnya pengawasan langsung: Beberapa situasi mungkin memerlukan kehadiran fisik orang tua untuk memberikan dukungan dan bimbingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun