Generasi milenial, dengan segala inovasinya, turut membawa angin segar dalam dunia pengasuhan anak. Dua pendekatan yang cukup menonjol adalah pola asuh “teman” dan “Drone Parenting”. Keduanya menawarkan perspektif yang unik, namun perlu diimbangi dengan pemahaman yang mendalam agar memberikan dampak positif bagi perkembangan anak.
Pola Asuh “Teman”: Kedekatan yang Membangun. Pola asuh “teman” mengedepankan hubungan yang setara antara orang tua dan anak. Orang tua berusaha menjadi sahabat bagi anak, menciptakan suasana yang terbuka dan nyaman untuk berbagi segala hal. Pendekatan ini memiliki sejumlah kelebihan, seperti:
Peningkatan komunikasi: Anak merasa lebih bebas mengungkapkan pikiran dan perasaannya, sehingga orang tua dapat lebih memahami dunia anak.
Penguatan kepercayaan diri: Anak merasa dihargai dan didukung, sehingga tumbuh menjadi individu yang percaya diri.
Membentuk karakter yang empati: Dengan terbiasa berinteraksi sebagai teman, anak belajar menghargai perspektif orang lain dan mengembangkan empati.
Namun, pola asuh ini juga memiliki potensi kekurangan jika tidak diimbangi dengan batasan yang jelas. Terlalu ingin menjadi teman dapat membuat anak kesulitan menerima arahan dan disiplin yang diperlukan dalam pertumbuhannya.
Drone Parenting: Mengontrol dari Jarak Jauh.
“Drone parenting” mengacu pada gaya pengasuhan yang memberikan kebebasan pada anak, namun tetap diawasi dari jarak jauh. Orang tua menggunakan teknologi untuk memantau aktivitas anak dan memberikan intervensi saat diperlukan. Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas dan kemandirian bagi anak, namun juga memiliki sejumlah tantangan:
a.Risiko ketergantungan teknologi: Terlalu mengandalkan teknologi dapat mengurangi interaksi langsung antara orang tua dan anak.
b.Kurangnya pengawasan langsung: Beberapa situasi mungkin memerlukan kehadiran fisik orang tua untuk memberikan dukungan dan bimbingan.