Hello again my online fellas,
After not writing for several weeks, akhirnya saya sempatkan untuk menulis lagi di hari terakhir bulan September tahun 2021.Â
And kali ini, saya akan mengupas bagaimana agar kita terbiasa dan lebih mudah berbicara bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, especially English.Â
English language di Indonesia masih disebut sebagai bahasa asing dong, bukan bahasa kedua.Â
Ya, kita masih diajarkan di sekolah formal bahwa bahasa Inggris adalah bahasa asing yang harus kita kuasai.Â
Bagaimana tidak, kebutuhan akan pengguna bahasa asing ini semakin meningkat. Moreover, dalam era disrupsi seperti yang kita semua dan seluruh masyarakat dunia alami.Â
Di mana perkembangan teknologi dan kondisi masyarakat menjadi semakin cepat meningkat hingga dunia usaha dan bisnis pun tampak sedikit kewalahan dalam mengimbangi dalam proses pengadaptasiannya. Dan the use of English language within our society, semakin dituntut untuk diaplikasikan.
Fellas, language is the key to the world, ada peribahasa yang mengatakan bahwa bahasa adalah kunci menuju dunia, karena dengan penguasaan bahasa maka dunia akan seperti berada dalam genggaman.
Saya berikan satu contoh saja, Anda semua pasti mengenal seorang anak muda yang memiliki darah Melayu Palembang dan sekarang tinggal di DKI Jakarta? Anak muda tersebut adalah seorang youtuber atau content creator yang terkenal karena kemampuannya dalam berbahasa asing.
Ada beberapa bahasa asing yang dikuasainya, hingga kisah hidupnya menjadi fenomenal bahkan hingga dapat mengahadiahi ibunya sebuah mobil baru dari hasil ngontennya.
Konten yang dibuatnya menunjukkan kepiawaian dirinya dalam berbahasa asing dan berbicara dengan orang dari berbagai negara. Dunia ada tepat dalam genggamannya karena penguasaaan bahasa asingnya.
Nah, lalu apa yang masih menjadi momok bagi sebagian besar orang Indonesia dalam menggunakan atau menguasai bahasa Inggris?Â
Saat hal ini disampaikan kepada 80 orang mahasiswa yang saya ajar saat ini, saya simpulkan bahwa 85 % di antaranya merasa canggung, takut salah bicara hingga timbul keraguan saat akan mencoba berbicara bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-harinya.
Sedangkan, 15% lainnya sudah cukup berani untuk mencampurkan kata dalam percakapan mereka antara bahasa Indonesia atau bahasa daerahnya dengan English.Â
Karena menurut mereka mau tidak mau sebetulnya sudah banyak ungkapan, frase atapun istilah dalam bahasa Inggris yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari bahkan sudah bercampur kode dengan bahasa Indonesia di kalangan anak muda. Misalnya kata-kata berikut:
- GWS (Get well soon)
- OTW (On the way)
- LOL (Laugh out loud)
- Please deh!
- Ya, literary
- GBU (God bless you)
- Bye
- Dinner yuk
- Nge-date
- Lagi online ?
- Hello guys, welcome back to my channel
- Happy birthday
- Take care yaa
- Let's see aja kali yaa
- etc.
Tanpa disadari sebetulnya dengan menggunkan atau menyisipkan istilah-istilah dalam bahasa Inggris ke dalam sebuah percakapan berbahasa Indonesia tersebut adalah sebuah proses yang akan mengarahkan pembicaranya menuju penguasaaan bahasa hingga yang dirasakan saat menggunakan istilah dalam bahasa Inggris tersebut, sudah seperti mengatakan dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia dalam hal ini tidak lagi terdengar seperti bahasa yang asing atau aneh saat dikatakan.Â
Well fellas, proses campur kode atau bahasa inilah yang disebut dengan code mixing.
Mencampurkan bahasa Inggris ke dalam percakapan berbahasa Indonesia adalah proses penggunaan bahasa kedua atau yang dikenal dengan kondisi bilingual. Di mana bilingualisme ini sebetulnya adalah kondisi yang sangat menggambarkan karakter orang Indonesia.
Ya, karena kita memiliki bahasa daerah (traditional language) atau bahasa ibu (mother's tounge) yang disebut dengan L1, lalu ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kita yang disebut dengan L2.Â
Hingga sebagian besar orang Indonesia memang bilingual, di mana kita bisa berbicara dalam bahasa daerah dan menyisipkan bahasa Indonesia di dalamnya atau sebaliknya dengan menggunakan kaidah bahasanya masing-masing.
Pengaplikasian cara code mixing ini sebetulnya dapat kita gunakan juga dalam mempelajari bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya sebagai tahapan awal.Â
Saat kita berbicara dalam L1 atau L2 kita dapat menyisipkan istilah , frasa, kata, ataupun ungkapan dalam bahasa Inggris (foreign languge L3).Â
Cara ini juga disebut dengan mencampurkan kode bahasa, yaitu saat berbicara satu bahasa kita menggunakan kaidah bahasa tersebut lalu mencampurkan bahasa lain ditengah percakapan dengam mengikuti kaidah atau aturan dalam bahasa yang disisipkan.Â
Code Mixing menurut beberapa ahli adalah sebuah tahap perkembangan seseorang dalam linguistics skills.
Dengan demikian, campur kode menunjukkan perkembangan keterampilan berbahasa penutur, ketika seorang peserta menggunakan campur kode bahasa yang berbeda kode dalam setiap peristiwa tutur akan menunjukkan peningkatan keterampilan berbahasa.
Semakin banyak campur kode bahasa dalam peristiwa tutur oleh seseorang, semakin tinggi juga keterampilan penguasaan bahasa ditunjukkannya.
Sangat jelas digambarkan bahwa setiap penutur multibahasa kebanyakan mencampur kode bahasa yang berbeda dalam satu tindak tutur.Â
Pembicara mampu menggabungkan lebih dari dua bahasa yang berbeda dalam satu percakapan, pembicara juga dapat memahami setiap penggunaan bahasa dan dengan cepat memahami isi percakapan dalam bahasa tersebut dengan setiap aturan kalimat, gerak tubuh dan penekanan kata.
Mari kita pelajari contoh proses code mixing yang saya ambil dari percakapan sebuah program talk show di sebuah YouTube Channel milik Deddy Corbuzier, percakapan yang saya ambil adalah percakapan antara Deddy Corbuzier dengan Cinta laura Kiehl.Â
Please check on Deddy Corbuzier's Close the Door Podcast show for more samples of Code Mixing Deddy Cinta Laura.
Deddy Corbuzier : Macet banget kan? Jadi berapa lama?
Cinta Laura : 1 jam 25 menit, yang harusnya kata GPS 57 menit, but it is a total Bias.
Deddy Corbuzier: Tapi udah pasti dikasih waktu lebih kan, pasti right?
Cinta Laura : Iya, tau kan? Aku orangnya sangat on time , and I love to schedule things.
Deddy Corbuzier: Iya.
Cinta Laura : My calculations were off,  akhirnya nyampe jam lima tiga belas, but it's OK, for Indonesian standard that is so on time.
Deddy corbuzier: Yes, That is very on time, sangat tepat waktu sekali.
Taken from the samples , jika kita perhatikan sekarang ini semakin banyak orang atau pembicara yang mengunakan metode code mixing ini dalam berbicara sehari hari, hingga ada sebuah julukan yang viral untuk pembicara yang mencampurkan bahasa Inggris kedalam pembicaraan bahasa indonsia dalam sebuah proses berbicara, "Literay, Kek Anak JakSel, gituu".Â
Tetapi instead of melihat dari sudut pandang yang negative, jurus anak jaksel ini justru adalah strategi belajar menguasai bahasa Inggris dalam daily speaking yang paling efektif.
Naah kan online fellas, belajar bahasa Inggris kan sudah dimulai dari usia taman kanak-kanak, dimulai dari lagu....
Watermelon, watermelon
Banana, banana
Tomato, tomato
Tomato tomato
Papaya papaya
Hingga lagu Alphabet , Are You Sleeping?, Twinkle-Twinkle Little Star. Sepertinya kita hafal sekali kan?
Lalu di sekolah dasar bertambah lagi lah kosa kata English kita, dari mulai belajar menyapa "how are you ?" hingga percakapan sederhana tentang perkenalan diri sudah kita kuasai.Â
Sedikit banyaknya saat memasuki bangku SMP dan SMA bahasa Inggris kita sudah lumayan kaya dengan kosa kata dan kaidah bahasanya.Â
Apalagi kita yang lalu melanjutkan ke sekolah tinggi atau universitas, it is so impossible kan jika kita sama sekali tidak paham English?
Dear fellas, sekarang juga jika ada an english native speaker tanya sesuatu, pastinya kita akan membuka memory kita atau kamus di otak kita untuk memberikan responnya kan?
Nah, untuk mempermudah kita dalam memberikan respon ataupun memulai percakapan dalam bahasa Inggris, maybe You can try metode code mixing ini.Â
Biasakan mencampur kode bahasa dalam setiap percakapan kita, semakin sering menggunakannya dengan kosa kata yang kita kuasai, maka otak kita akan semakin terbiasa memproses kata-kata dalam bahasa Inggris atau asing tersebut.Â
A la bisa karena biasa, jangan sampai yaa sudah masuk ke dalam zaman society 5.0 namun English-nya masih belum sampai tahap Code Mixing. Challenge yourself to try.
Bagi yang masih bingung mau mulai bicara dalam English dari mana, yuk mulai dengan code mixing, dengan mencampurkan bahasa kita dengan English words.
Bagaimana tahapan dalam memulai menggunakan code mixing ini ?
Nantikan buku saya tentang "Penggunaan Code Mixing dan Code Swicthing" yang akan segera published yaa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H