Hello my online fellas!Â
Di mana pun kalian berada, aku harap kalian memiliki hari yang bahagia dan positif ya.
Talking about insecurities yang gak ada habisnya, di mana semua orang pasti pernah mengalami, tanpa tahu cara memahami.
Di mana semua orang pasti pernah mengalami, tapi tidak mau mengerti dan memahami.
Di mana semua orang pasti pernah mengalami, tapi tak semua tahu cara menghadapi insecurities dan mulai mencintai diri.
Lalu bagaimana cara mengurangi insecurities dan mulai menerima diri?Â
Well, cara termudah adalah dengan mulai belajar menghargai diri sendiri dan tumbuhkan rasa cinta pada diri kita.Â
Saat orang lain tak mau mengerti dan memahami, kita gak perlu pusing atas respon mereka terhadap kita.Â
Ingat kita tidak hidup atas pengakuan mereka dan kita juga tidak akan rugi jika ada kalimat negatif yang ditujukan pada kita.Â
Seorang filosofer bernama Suzy Kassem pernah berkata, ''Kamu terlahir sebagai seni asli, tetap orisinil karena yang asli lebih mahal dari imitasi''.Â
"Maka dari itu, tetaplah jadi dirimu apa adanya, tanpa harus mengubah keasliannya. Dan saat rasa cinta pada diri sendiri atau self-love itu sudah tumbuh, rangkulah rasa itu dengan sungguh-sungguh.Â
Karena sejatinya hanya diri kita lah yang dapat menyadari bahwa diri ini berarti. Jangan ragu untuk melangkah maju, "you don't have to listen to what people say, you can be who you are! Thank you, jangan lupa bersyukur dan semoga dapat membantu". (Salsabila, Putri 2021)
Mendengar kata self love yang belakangan semakin sering di sebut di media sosial dan artikel artikel online, sepertinya sudah tidak asing lagi.Â
Apa sih self love itu?
Self love atau juga dikenal dengan self compassion adalah mencintai diri sendiri atau menerima diri kita sendiri dengan segala kekurangan dan tentunya kelebihannya. Terkadang ada yang salah mengartikan self love ini dengan egois atau narsisme.Â
Egois itu lebih diartikan dengan self centered atau selfish, yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri. Sedangkan narsisme adalah level self love yang ketinggian yang berujung terlalu merasa diri paling unggul dan selalu ingin menjadi yang terbaik.
Gambarannya adalah misalkan kita punya anak nih. Bagi yang sudah punya anak, anak itu kan kita sayangin banget dan pastinya kita akan memperhatikan dan berusaha memenuhi semua kebutuhannya, kita akan lebih menjaga kesehatannya, menjaga kenyamananya. Nah, pernah tidak kita memperlakukan diri kita sendiri seperti itu?Â
Harusnya iya, kita harus memperlakukan diri kita itu seperti kita memperlakukan anak kita.Â
Sayangi diri, rawat, jaga kesehatan dengan makanan dan pola hidup sehat, memperhatikan kebutuhan diri kita.
Self love itu adalah cara untuk menerima diri, menerima apa yang kita miliki dan yang tidak kita miliki dengan bahagia.Â
Menjadikan apa yang dianggap kelemahan diri menjadi kekuatan yang dapat membangun kepercayaan diri.Â
Menerima saat diri tidak mampu dan berusaha untuk memenuhi atau melakukan apapun bukan karena tuntutan dari orang lain, tapi more to respect kebutuhan diri dan how to fulfil it.
Yang harus jadi titik fokusnya self love adalah cara kita embrace or accept ourselves, hingga tidak ada kesempatan untuk orang lain menentukan arah hidup kita.Â
Karena hanya dengan self love kita akan mempunya standar untuk hidup kita, untuk diri kita dan untuk prinsip kita. Agar kita tidak hidup dengah nilai-nilai hidup yang diciptakan orang lain, yang mana hal itu belum tentu juga cocok dengan jati diri kita.
Kenapa harus Self love?
Jika seseorang sudah memiliki self acceptance, maka dia akan bisa memiliki self love.Â
Dengan self love kita dapat lebih menghargai orang lain, lebih menyayangi lingkungan, dan lebih menghormati keputusan dan kepentingan orang lain akan dirinya dan hidupnya .Â
Lalu kenapa self love?Â
Saat kita sudah dapat menerima diri kita dengan semua kekurangan dan kelebihan yang hanya kita sendiri yang tahu, maka kita akan membangun imunitas yang tinggi. Imunitas terhadap apa?Â
Tentunya yang akan dibangun dengan self love adalah imunitas dari standar hidup orang lain, yang mereka ciptakan awalnya untuk kepentingan mereka dengan motivasi hidup mereka masing masing, dan bukan untuk kita.
Standar hidup seperti apakah yang sudah ada dan dibentuk oleh lingkungan tetapi tidak bisa diterapkan untuk semua orang dan atau diri kita?
Contoh paling sederhana ada perkataan atau jargon yang sering kita dengar dari teman, saudara atau kolega bahkan widely used by people in the world, standar yang mengatakan "putih itu cantik atau ganteng".Â
Ada juga yang setiap bertemu ada kata kata,"Eh kamu kurusan ya? Atau gemukan ya?", apapun tujuannya your size never determined your personality.
Standar "putih itu cantik atau ganteng" itu asalnya dari mana sih? Memang yang kulitnya sawo matang atau kuning atau gelap itu tidak cantik? Tidak ganteng kah?Â
Itu adalah pemikiran keliru, sebab kecantikan itu tidak bisa distandarkan dengan warna, sebagaimana kita tidak bisa memasang tarif pada nilai kecantikan atau ganteng tersebut. Karena cantik atau ganteng itu relatif kan, yang menurut kita cantik belum tentu menurut orang lain sama. Bahkan ada juga standar di masyarakat yang mengatakan "yang cantik itu harus langsing, putih, badan tinggi".Â
Lha memang kita bisa mesen ya sama Tuhan saat akan diciptakan? Maunya tinggi deh terus warna kulit putih dan jangan gemuk gemuk dah. Ha ha (you are you, so live your standards). Gemuk emang masalah? Enggak, yang penting kan sehat.
And most important is kita bahagia dengan diri kita, bukan karena sudah bisa memenuhi standarnya orang lain lalu kita jadi bahagia ya.
Self love itu bukan hanya dapat memberikan perasaan cukup dalam diri kita sendiri, tapi juga akan mencegah adanya perlakuan yang tidak pantas dari orang lain. Karena self love dapat memperkuat karakter kita, membuat kita lebih kuat bertahan dalam menghadapi lingkungan yang bisanya berkomentar tanpa tahu alasan di balik semuanya.
Maka terima lah warna apapun yang Tuhan berikan pada kita dengan riang gembira, ikhlas, dan bersyukur.Â
Harus lah yakin bahwa apapun yang Allah Subhanahuwata'ala berikan kepada kita adalah yang benar-benar maslahat dan manfaat untuk kita,
Maka terima lah dengan prasangka baik dan bersyukur, karena self love juga akan mengubah perspektif kita tentang dunia dan Ciptaan-Nya.
Gimana sih caranya self love itu?
Nah, gimana dong caranya self love itu?Â
Gini lho gambarannya. Kita ingin diperlakukan seperti apa oleh orang yang kita sayangi?Â
Ya seperti itulah cara kita menyayangi diri sendiri. Karena self love adalah fondasi dari kehidupan yang nyaman dan aman.Â
Me time adalah cara yang paling kita butuhkan. Saat kita sudah memilih untuk hidup dengan pasangan kita terkadang kita fokus pada kebutuhan pasangan kita saja atau anak anak saja, terkadang kita melupakan kalau diri kita juga membutuhkan self care.
Waktu untuk diri sendiri yang hanya kita bisa nikmati tanpa tuntutan beban harus memenuhi keinginan oran lain terus. Me time ini dibutuhkan untuk menjaga kestabilan emosi dan kesehatan mental kita lhoo.
Menurut Leigh Richardson, founder Clinical Director at Brain Performance Center, self love itu adalah infrastuktur dari bangunan kesehatan mental dan fisik kita untuk memberikan value hidup yang kita butuhkan. Maka waktu untuk diri kita sendiri itu sesekali sangat dibutuhkan untuk menjaga kewarasan.
Selalu mulai dari diri sendiri, karena kita yang membutuhkannya dan karena kita juga yang akan merasakan hasilnya.
Maka kita harus memulai self love itu dari diri kita sendiri. Jangan tunggu dari orang lain, karena kita harus live with our standards not other's.
Hal yang menjadi poin penting dalam cara membangun self love adalah:
- Miliki sendiri di diri kita apa yang kita harapkan dari orang lain, tentunya jika kita sendiri tidak memiliki standar hidup. Maka bagaimana kita akan hidup dengan standar diri sendiri? Pastikan kita sendiri sudah memiliki self contentment, rasa cukup dengan apa yang kita miliki.
- Penuhi dulu kebutuhan mental kita baru kita bisa membantu orang lain dalam memahami kita. Kita tidak akan pernah bisa membuat orang lain memahami siapa diri kita. Cara berfikir kita dan cara kita menerapkan standar hidup kita, jika kita sendiri tidak memilikinya.
- Selalu berikan energi positif untuk diri sendiri, maka kita akan dapat membagikan energi positif untuk orang sekitar kita.Â
- Pastikan kita bersyukur, menerima dan bahagia dengan apa yang kita miliki, karena self love itu akan menunjukkan ke otentikan diri kita, apa adanya tanpa berbuat karena ada apanya.
- Jangan pernah remehkan kemampuan diri kita, karena kita semua diciptakan untuk berjuang, bertahan dan berubah.
- Selalu merefleksi diri dan memaafkan diri sendiri atas semua kesalahan yang sudah dilakukan sebelum meminta maaf dari orang lain.
- Pastikan selalu melakukan apa yang membuatmu bahagia tanpa merugikan orang lain, karena self love adalah cara yang akan juga mengajarkan diri kita untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik, dan juga membuat orang di sekitar kita merasa lebih baik dengan adanya kita.
Jadi folks, yang harus kita pegang erat erat sekali lagi, bahwa kita dilahirkan dalam keadaan original, bersih dan membawa kekhususan kita sendiri.Â
Warna yang ada pada diri kita sekarang adalah warna yang kita terima dari keluarga dan lingkungan.Â
Dengan banyaknya warna itu pada suatu hari kita lah yang akan menentukan akan menjadi warna apa, akan memberikan warna apa pada sekitar kita.Â
Terima kekurangan diri serta kelebihannya, jadikan semua kelemahan sebuah kekuatan yang akan membangun diri kita jadi lebih baik.Â
Self love tidak hanya tentang diri kita tetapi juga bagaimana kita loving and caring other people di sekitar kita.
Loving dan nurturing keyakinan kita dan bagaimana kita membentengi diri kita dari hal-hal negatif di luar sana.Â
Karena diri kita adalah benteng terkuat yang akan menjaga diri kita dan orang sekitar kita dari negative things yang akan berusaha meruntuhkannya.Â
Yakinlah bahwa setiap diri memiliki keunggulannya, perjuangannya dan kekurangannya masing masing.
Pede saja karena semua orang punya kekurangan, tidak usah insecure dengan pendapat orang lain tentang diri kita karena semua orang punya kelebihan termasuk kita.Â
Feel safe dengan diri kita, have trust dengan kemampuan kita, be brave menghadapi tantangan.Â
So, folks, love yourself to love others.
(Ms phia menulis, Selfiarti, Phia. 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H