Mohon tunggu...
mohamad sobari
mohamad sobari Mohon Tunggu... Bankir - Semangat tanpa lelah

Menatap Kedepan, Melangkah Maju.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seminar Nasional LPBKI MUI, Literasi dalam Perspektif Kebangsaaan dan Keislaman

26 Januari 2019   08:24 Diperbarui: 26 Januari 2019   09:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaga Pentashih dan Konten Keislaman (LPBKI-MUI) bekerjasama dengan Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) yang merupakan organisasi perkumpulan pemuda Islam yang didirikan oleh perwakilan aktivis muda Islam pada organisasi kepemudaan berbasis Ormas Islam Indonesia yang berada bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mengadakan Serasehan Nasional yang bertemakan "Penguatan Literasi Islam Kebangsaan Generasi Milenial." Yang di adakan pada hari Kamis (24/1)

Berlokasi di Gedung Yayasan Bung Karno Komplek Bakamla RI lantai III, Jalan Proklamasi No. 56 Pengangsaan Menteng, Jakarta Pusat (Museum Bung Karno) dahulu sebelumnya bernama Gedung Pola tempat di mana gedung ini adalah salah satu gedung paling kontroversial di masa Demokrasi Terpimpin. 

Gedung ini terletak pada persil rumah tempat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan. Pembangunan gedung ini mengambil tidak hanya persil Pegangsaan Timur tempat berdirinya rumah milik Soekarno tapi juga membebaskan beberapa rumah lain di samping kiri dan kanan.

Saya hadir sebagai Blogger Halal TDB (taudariblogger.info) atas informasi dari Kang Khamin di Komisi Pengembangan Seni dan Budaya Islam MUI untuk berpartisipasi menghadiri Sarasehan Nasional. Hal yang menarik bagi saya sejak awal kehadiran dan memasuki gedung yang bersejarah.

Penjagaan ketat saat masuk dan mengisi daftar tamu. Setelah bertanya dan keingintahuan saya bahwa ternyata sejak tahun 2015 gedung ini di tempati oleh Bakamla RI (Badan Keamanan Laut Republik Indonesia) sebuah badan yang langsung di bawahi oleh Presiden RI. 

Acara yang juga menggandeng Yayasan Bung Karno dalam pelaksanaannya tersebut, diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lirik yang terdiri dari 3 stanza.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sejumlah tokoh hadir pada Sarasehan Nasional seperti Sekjen MUI Dr. Anwar Abbas, Ketua LPBKI MUI Prof. Endang Sutari, Sejarahwan Dr. Rusdi Husein, Dosen Ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Arrazi Hasyim serta Jojo Rahadjo,  mantan jurnalis yang saat ini membantu di Kantor Staf Kepresidenan.

Acara Sarasehan Nasional ini di buka secara resmi oleh Ketua MUI yang di wakili oleh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas. 

Anwar Abbas, menegaskan, literasi bangsa Indonesia harus berdasarkan yang kebenaran dan jauh dari hoax. Literasi, juga tentu harus berdasarkan keilmuan. Dalam sambutannya, Anwar mengatakan literasi Indonesia harus berdasarkan kebenaran hakiki, yang sesuai nilai-nilai Islam dan keilmuan serta menjauhkan hal-hal yang bersifat hoaks atau tidak benar dalam kebangsaan khususnya kepada generasi milenial.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
"Literasi kita harus berisikan yang Al-haq, dijauhkan dari hoaks dan hal-hal yang tidak benar, berisi kebenaran serta sesuai dengan nilai-nilai yang kita junjung tinggi yaitu Islam dan keilmuan," katanya.

Ketua LPBKI MUI, Endang Sutari mengatakan, tradisi literasi telah mengantarkan umat Islam mencapai masa kejayaan. Seperti pada masa dinasti Abbasiyah, yang memiliki ratusan ribu koleksi buku. "Islam merupakan agama yang mendorong untuk membudayakan budaya literasi kepada umatnya. Umat Islam pernah berjaya melalui literasi," kata Endang. 

Untuk mengembangkan kesadaran umat Islam terhadap literasi keislaman dan kebangsaan, menurutnya, LPBKI MUI terus menjalin kerja sama dengan stakeholder. Di antaranya dalam kontek tugas-tugas Pentashihan buku-buku dan konten keislaman.

Sehingga aspek substansi tentang bagaimana literasi keislaman untuk melihat pengembangan kebangsaan. "Tujuannya supaya di dalam penetapan standar-standar untuk tasbih itu, kita mendapat wawasan yang lebih dinamis," ujarnya.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Kemampuan yang diperlukan itu disebut sebagai kemampuan membaca dan menulis. "Dalam sejarahnya, Islam tidak lepas dari budaya membaca dan menulis, khususnya buku keislaman," tandasnya.

"Sarasehan ini menghadirkan dua perspektif bagaimana kebangsaan dan keislaman untuk literasi yang bisa membangun kejayaan NKRI ke depannya," ungkap Ketua LPBKI-MUI Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad., M.Si.

Sarasehan terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama berjudul "Dimensi Bela Negara Dalam Khazanah Pemikiran Islam" oleh Dr. Rusdi Husein dan Dr. Arrazi Hasyim.

Sedangkan pada sesi kedua sarasehan akan mengangkat judul, "Peningkatan Literasi Untuk Menangkal Hoaks" dan pemutaran sejarah dokumenter berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

Dr Rudi Husein selaku sejarawan sekaligus sebagai perwakilan dari Yayasan Bung Karno (YBK) mengatakan, Indonesia dibangun oleh founding father dalam hal ini panitia sembilan perumus pancasila adalah tokoh-tokoh islam pada zamannya, orang-orang yang taat menjalankan syariah.

Mereka antara lain Ir Sukarno, Drs Mohammad Hatta, Abikoesno, Abdoel Kahar Moezakir,  Haji Agus Salim, Mr Achmad Soebarjdo, Kiai Haji Abdul Wahid Hasyim, M. Yamin. Dari sembilan orang tersebut hanya ada satu yang nonmuslim yaitu AA. Maramis. Karena itu kata Rudi, "ini bukti bahwa negara ini dibangun dengan spirit islam, pancasila dirumuskan oleh orang-orang yang faham syariah dan taat menjalankannya."

Dr Arrazy Hasyim menjelaskan, Islam dan kebangsaan terkait erat satu sama lain, yang terjadi saat ini salah satunya karena masih banyak yang salah memaknai agama, hal yang seharusnya masalah furuiyah (cabang) dalam agama justru diposisikan sebagai ushul (pokok) misalnya dalam memilih pemimpin (fikih siyasah/politik) ditaruh di bab Ushuluddin (iman) padahal seharusnya diposisikan di bab Furu (cabang). Fikih Politik dan muamalah adalah furu bukan ushul. Berbeda dalam pilihan politik dianggap bukan saudara lagi.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
"Kesalahan orang memahami bab politik, ada perkara-perkara politik Mereka bawa dan paksakan, hal-hal yang zanni (sementara/dapat berubah) ditimbang dalam perspektif qat'i (permanen/pasti)," katanya. 

Sesi pertama yang dimulai sejak dari jam 10.00 dan berakhir pada jam 12.00 dan selanjutnya ISHOMA (Istirahat, Sholat dan Makan) dilanjutkan kembali pada sesi kedua jam 13.00 dan berakhir jam 15.00. Namun pada sesi terakhir semakin menarik dengan pembahasan tentang hoax oleh Jojo Rahardjo salah satu mantan jurnalis yang sekarang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan (KSP). 

"Saya sangat senang kalau kita lebih banyak tanya jawab tentang bagaimana bijak bermedia sosial dan bersama melawan hoax sesuai dengan tema literasi dalam bermedia sosial," ujarnya

Indonesia saat ini berada di zona ancaman. dan  terpecah begitu rupa karena berita palsu. Apa sih yang menyebabkan sekarang hampir setiap lembaga berlomba-lomba untuk mengadakan perang melawan hoax dari Kepolisian, Kementerian dan lembaga keagamaan seperti ini seberapa parah berita palsu. "Saya datang ke sini untuk mencoba berinteraksi dengan siapa-siapa di sini dan kondisi nyata yang ada", katanya 

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Meliput sehari-hari kegiatan Pak Moeldoko kepala staf presiden maupun juga Pak Jokowi di 2 website maupun di sosmed seperti Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube yang sering kita mainkan berbagi konten positif. Tugas saya di sini sama sekali tidak ada urusan dengan kampanye.

"Saya menceritakan sebagai KSP yang baik-baik apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana kita tidak membuat ruwet dunia ini dengan atmosfer yang buruk", tegasnya 

Dengan berakhirnya Sarasehan Nasional LPBKI MUI akan menjadi manfaat yang dapat diterapkan di masyarakat dan berguna untuk kepentingan membangun literasi dalam perspektif kebangsaan dan keislaman. (ms) 

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun