Lembaga Pentashih dan Konten Keislaman (LPBKI-MUI) bekerjasama dengan Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) yang merupakan organisasi perkumpulan pemuda Islam yang didirikan oleh perwakilan aktivis muda Islam pada organisasi kepemudaan berbasis Ormas Islam Indonesia yang berada bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mengadakan Serasehan Nasional yang bertemakan "Penguatan Literasi Islam Kebangsaan Generasi Milenial." Yang di adakan pada hari Kamis (24/1)
Berlokasi di Gedung Yayasan Bung Karno Komplek Bakamla RI lantai III, Jalan Proklamasi No. 56 Pengangsaan Menteng, Jakarta Pusat (Museum Bung Karno) dahulu sebelumnya bernama Gedung Pola tempat di mana gedung ini adalah salah satu gedung paling kontroversial di masa Demokrasi Terpimpin.Â
Gedung ini terletak pada persil rumah tempat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan. Pembangunan gedung ini mengambil tidak hanya persil Pegangsaan Timur tempat berdirinya rumah milik Soekarno tapi juga membebaskan beberapa rumah lain di samping kiri dan kanan.
Saya hadir sebagai Blogger Halal TDB (taudariblogger.info) atas informasi dari Kang Khamin di Komisi Pengembangan Seni dan Budaya Islam MUI untuk berpartisipasi menghadiri Sarasehan Nasional. Hal yang menarik bagi saya sejak awal kehadiran dan memasuki gedung yang bersejarah.
Penjagaan ketat saat masuk dan mengisi daftar tamu. Setelah bertanya dan keingintahuan saya bahwa ternyata sejak tahun 2015 gedung ini di tempati oleh Bakamla RI (Badan Keamanan Laut Republik Indonesia) sebuah badan yang langsung di bawahi oleh Presiden RI.Â
Acara yang juga menggandeng Yayasan Bung Karno dalam pelaksanaannya tersebut, diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lirik yang terdiri dari 3 stanza.
Acara Sarasehan Nasional ini di buka secara resmi oleh Ketua MUI yang di wakili oleh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas.Â
Anwar Abbas, menegaskan, literasi bangsa Indonesia harus berdasarkan yang kebenaran dan jauh dari hoax. Literasi, juga tentu harus berdasarkan keilmuan. Dalam sambutannya, Anwar mengatakan literasi Indonesia harus berdasarkan kebenaran hakiki, yang sesuai nilai-nilai Islam dan keilmuan serta menjauhkan hal-hal yang bersifat hoaks atau tidak benar dalam kebangsaan khususnya kepada generasi milenial.
Ketua LPBKI MUI, Endang Sutari mengatakan, tradisi literasi telah mengantarkan umat Islam mencapai masa kejayaan. Seperti pada masa dinasti Abbasiyah, yang memiliki ratusan ribu koleksi buku. "Islam merupakan agama yang mendorong untuk membudayakan budaya literasi kepada umatnya. Umat Islam pernah berjaya melalui literasi," kata Endang.Â
Untuk mengembangkan kesadaran umat Islam terhadap literasi keislaman dan kebangsaan, menurutnya, LPBKI MUI terus menjalin kerja sama dengan stakeholder. Di antaranya dalam kontek tugas-tugas Pentashihan buku-buku dan konten keislaman.
Sehingga aspek substansi tentang bagaimana literasi keislaman untuk melihat pengembangan kebangsaan. "Tujuannya supaya di dalam penetapan standar-standar untuk tasbih itu, kita mendapat wawasan yang lebih dinamis,"Â ujarnya.
"Sarasehan ini menghadirkan dua perspektif bagaimana kebangsaan dan keislaman untuk literasi yang bisa membangun kejayaan NKRI ke depannya," ungkap Ketua LPBKI-MUI Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad., M.Si.
Sarasehan terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama berjudul "Dimensi Bela Negara Dalam Khazanah Pemikiran Islam" oleh Dr. Rusdi Husein dan Dr. Arrazi Hasyim.
Sedangkan pada sesi kedua sarasehan akan mengangkat judul, "Peningkatan Literasi Untuk Menangkal Hoaks" dan pemutaran sejarah dokumenter berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
Dr Rudi Husein selaku sejarawan sekaligus sebagai perwakilan dari Yayasan Bung Karno (YBK) mengatakan, Indonesia dibangun oleh founding father dalam hal ini panitia sembilan perumus pancasila adalah tokoh-tokoh islam pada zamannya, orang-orang yang taat menjalankan syariah.
Mereka antara lain Ir Sukarno, Drs Mohammad Hatta, Abikoesno, Abdoel Kahar Moezakir, Â Haji Agus Salim, Mr Achmad Soebarjdo, Kiai Haji Abdul Wahid Hasyim, M. Yamin. Dari sembilan orang tersebut hanya ada satu yang nonmuslim yaitu AA. Maramis. Karena itu kata Rudi, "ini bukti bahwa negara ini dibangun dengan spirit islam, pancasila dirumuskan oleh orang-orang yang faham syariah dan taat menjalankannya."
Dr Arrazy Hasyim menjelaskan, Islam dan kebangsaan terkait erat satu sama lain, yang terjadi saat ini salah satunya karena masih banyak yang salah memaknai agama, hal yang seharusnya masalah furuiyah (cabang) dalam agama justru diposisikan sebagai ushul (pokok) misalnya dalam memilih pemimpin (fikih siyasah/politik) ditaruh di bab Ushuluddin (iman) padahal seharusnya diposisikan di bab Furu (cabang). Fikih Politik dan muamalah adalah furu bukan ushul. Berbeda dalam pilihan politik dianggap bukan saudara lagi.
Sesi pertama yang dimulai sejak dari jam 10.00 dan berakhir pada jam 12.00 dan selanjutnya ISHOMA (Istirahat, Sholat dan Makan) dilanjutkan kembali pada sesi kedua jam 13.00 dan berakhir jam 15.00. Namun pada sesi terakhir semakin menarik dengan pembahasan tentang hoax oleh Jojo Rahardjo salah satu mantan jurnalis yang sekarang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan (KSP).Â
"Saya sangat senang kalau kita lebih banyak tanya jawab tentang bagaimana bijak bermedia sosial dan bersama melawan hoax sesuai dengan tema literasi dalam bermedia sosial," ujarnya
Indonesia saat ini berada di zona ancaman. dan  terpecah begitu rupa karena berita palsu. Apa sih yang menyebabkan sekarang hampir setiap lembaga berlomba-lomba untuk mengadakan perang melawan hoax dari Kepolisian, Kementerian dan lembaga keagamaan seperti ini seberapa parah berita palsu. "Saya datang ke sini untuk mencoba berinteraksi dengan siapa-siapa di sini dan kondisi nyata yang ada", katanyaÂ
"Saya menceritakan sebagai KSP yang baik-baik apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana kita tidak membuat ruwet dunia ini dengan atmosfer yang buruk", tegasnyaÂ
Dengan berakhirnya Sarasehan Nasional LPBKI MUI akan menjadi manfaat yang dapat diterapkan di masyarakat dan berguna untuk kepentingan membangun literasi dalam perspektif kebangsaan dan keislaman. (ms)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H