Mohon tunggu...
mohamad sobari
mohamad sobari Mohon Tunggu... Bankir - Semangat tanpa lelah

Menatap Kedepan, Melangkah Maju.

Selanjutnya

Tutup

Money

Stasiun Maja & Keindahannya

31 Agustus 2015   11:41 Diperbarui: 31 Agustus 2015   12:04 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memanfaatkan perjalanan KCL (Kereta Commuter Line) dari Tanah Abang menuju Stasiun Maja, Kabupaten Lebak pada hari kerja sangat menyenangkan terutama pada pagi hari. Ini disebabkan karena tidak begitu padatnya penumpang dan apalagi setelah melewati Stasiun Rawa Buntu, BSD Serpong, pengguna KA (KeretaApi) dapat duduk dengan leluasanya karena banyak penumpang KA turun untuk beraktifitas dan disinilah terdapat banyak perkantoran, sekolah dan industri. Disamping itu ada juga perjalanan KA Lokal Rangkasbitung yang juga berhenti di Stasiun Maja.

Sesampai di Stasiun Maja, kita masih melihat berbagai penataan bangunan stasiun untuk memberikan kenyaman bagi para pengguna KA serta areal pasar tradisional didekat stasiun yang belum dikembangkan secara maksimal oleh pemerintah daerah setempat. Semakin banyaknya perjalanan KA menuju Stasiun Maja menambah keingintahuan akan Maja itu sendiri.

revitalisasi stasiun majaKecamatan Maja termasuk didalam Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Maja yang berarti indah atau cantik, terkenal dengan kekhasannya yaitu Batu Kalimaya. Terkenal hampir sentero dunia yang merupakan batu alam terindah nomer dua di dunia. Nama ini juga diabadikan sebagai nama Keretaapi jarak jauh KA Kalimaya yang melayani Merak hingga Tanah Abang, tetapi sayang sekali tidak berhenti di Stasiun Maja.

Berbagai rencana pembangunan sudah direncanakan sejak lama, namun terhenti saat krisis ekonomi pada tahun 1998. Para investor telah menanamkan modalnya di Maja. Seperti halnya para pengembang perumahan yang akan mengembangkan perumahan menjadi Kota Satelit dan berbagai rencana lainnya seperti Bandar Udara yang juga akan dilengkapi dengan jalur kereta yang terhubung dengan Stasiun Maja. Ada juga rencana pembuatan waduk terluas yang akan menenggelamkan beberapa desa. Hal ini dibutuhkan oleh Maja, disamping sebagai penampungan air juga dapat menggerakkan turbin-turbin air untuk menghasilkan listrik. Tentunya pembangunan perlu pengorbanan dan keikhlasan masyarakat tetapi yang terpenting saling menguntungkan.

Berjalan menelurusi jalan yang mulus menuju Kampung Sampureun Desa Sangiang , yang berada kurang lebih 1 Km dari Stasiun Maja. Terdapat sebuah Vila yang berada di tengah-tengah persawahan tadah hujan, namun menuju kesana harus melalui jalan yang sedikit rusak. Terlihat indah dikelilingi hutan bambu sehingga menambah suasana asri. Berkeliling areal Vila seluas 2 hektar yang merupakan milik warga asli dan putra daerah Maja. Ini adalah suatu kebanggan tersendiri bahwa warga pribumi bisa memanfaatkan kondisi alam yang baik buat dijadikan objek wisata Agro Edukasi. Disamping itu akan diperlihatkan perkebunan buah naga yang berada di samping vila tersebut. Para pengunjung dapat melihat dan turut serta menyaksikan keindahan perkebunan tersebut. Inilah yang akan menjadi andalan komodi baru dari Maja.

Perkebunan Buah NagaJika dijadikan daerah wisata di Desa Sangiang tentunya akan mendapatkan keuntungan dari adanya perjalanan KCL/KA Lokal di Stasiun Maja dan didukung oleh jalan yang baik. Perlu kita menjaga keamanan dan ketertiban, agar Maja dapat menjadi buah bibir bagi para pengunjung untuk datang kembali ke Maja. Keberadaan Vila atau tempat penginapan yang oleh pemiliknya direncananya akan di bangun berbagai kegiatan edukasi permainan seperti pemacingan, persawahaan, tempat berolah raga, kolam renang serta permainan outbond akan melengkapi kegiatan-kegiatan selama di Maja.


Jika setiap libur akhir pekan atau libur nasional lainnya. Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dengan mobil-mobil flat B memadati daerah Puncak, Jawa Barat. Tetapi jika akan ke Maja, mereka tinggal memarkirkan mobil-mobilnya di Stasiun KA Jabodetabek terdekat dan dapat menggunakan KCL (Kereta Commuter Line) menuju Maja. Hal ini juga akan mengurangi dampak kemacetan dan bahaya polusi yang hampir mengancam kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Kemajuan Maja ini haruslah didukung oleh Pemerintah Kabupaten Lebak serta masyarakat, agar kemajuan dan potensi yang ada di Maja dapat diberdayakan sebagai salah satu andalan dan objek wisata. Kita harus bisa memberdayakan kebudayaan lokal untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dimana masyarakat antar negara-negara di ASEAN dapat berkunjung ke negara lainnya tidak perlu menggunakan visa atau ijin tinggal. Saatnya kita khususnya masyarakat Maja dapat merebut peluang ini sebagai cara untuk menghidupkan ekonomi pedesaan sehingga dapat meningkatkan tarif hidup masyarakat dengan mengembangkan potensi sosial budaya dan keanekaragaam seni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun