Berangkat ke Jepang berarti kita akan dihadapkan pada lingkungan yang baru, iklim yang baru, dan bahasa yang berbeda oleh karena itu perlu persiapan yang matang, disamping keinginan yang besar untuk ke berangkat ke Jepang. Setelah anda mendapatkan surat penerimaan dari universitas di Jepang dan mendapatkan sponsor yang akan membiayai anda selama di Jepang, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan segala sesuatunya untuk keberangkatan anda ke Jepang yang antara lain:
Belajar Bahasa Jepang
Syarat ini menjadi seakan mutlak dipersiapkan dengan baik jika anda ingin bisa menikmati keseharian hidup anda selama tinggal di Jepang sejak hari pertama anda tiba di Jepang. Tanpa kemampuan ini, kita akan seakan-akan menjadi buta huruf dan bisu seketika menjejakkan kaki di Jepang mengingat bahwa segala informasi yang ada di Jepang disajikan dalam bentuk bahasa Jepang baik tulisan maupun ucapan. Yang terjadi kemudian adalah penggunaan bahasa tarzan untuk berkomunikasi dengan orang jepang, nah lho… . Ada cerita lucu dari teman saya yang harus bersusah payah menjelaskan pakai bahasa tarzan sampai menggambar beras pula hanya untuk membeli rice cooker, eh…. malah dikasih penghangat nasi, untungnya masih bisa ditukar lagi dengan rice cooker setelah dikonfirmasi he he he. Sayapun yang sudah mempersiapkan bahasa Jepang selama setahun sebelum keberangkatan ke jepang toh tetap saja belepotan kalau dihadapkan pada situasi-situasi percakapan yang sifatnya teknis. Setidaknya kita harus mempersiapkan kemampuan bahasa Jepang minimal mampu membaca huruf hiragana, katakana, percakapan sehari-hari dan 500 kanji untuk mulai mampu menikmati hidup di Jepang walaupun kuliah anda menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Kalau untuk mulai mampu membaca koran dan buku berbahasa Jepang anda setidaknya harus menghafal 1000 kanji disertai tatabahasa yang mendukung penggunaan seribu kanji tersebut atau lolos tes bahasa Jepang minimal level 2, syarat ini juga dipakai untuk mereka yang ingin tergabung dalam kuliah berbahasa Jepang di seluruh perguruan tinggi di Jepang.
baiklah anggap saja, saat ini tinggal beberapa hari lagi anda berangkat ke Jepang, maka ada baiknya anda perlu mempersiapkan beberapa hal berikut untuk dibawa ke Jepang
Dokumen
1. Berkas asli Admission Letter atau Official Letter of Acceptance dari universitas yang dituju.
2. Passpor (bahasa jepangnya: pasupoto, jangan sampai keliru dengan phas photo lhoÂ
3. Visa: sebetulnya Visa melekat pada paspor kita, jadi dengan membawa paspor berarti juga membawa visa.
4. Foto: sebaiknya menyediakan beberapa foto berwarna dari tanah air. Foto diperlukan dalam pengurusan berbagai keperluan administrasi kependudukan maupun administrasi universitas. ada beberapa standar ukuran foto di jepang yang cukup aneh menurut kita, jadi sebaiknya persiapkan beberapa lembar foto dengan ukuran-ukuran yang sesuai permintaan pihak administrasi setempat kebetulan saya lupa berapa ukuran pastinyaÂ
5. KTP dan atau SIM: KTP atau tanda pengenal diperlukan pada saat anda berada di bandara menuju jepang, pada saat mengunjungi KBRI dan lain-lain. Jika kita ingin berkendara motor atau mobil selama di Jepang, kita juga bisa menggunakan SIM indonesia untuk didaftarkan lisensi mengemudi tanpa harus ikut test.
6. Bagi yang berkeluarga dan berkeinginan untuk mengajak keluarganya ke Jepang jangan lupa membawa dokumen asli surat nikah dah akta kelahiran anak. dokumen ini diperlukan untuk mendaftarkan Certificate of Eligibility (surat ijin untuk tinggal di Jepang) yang merupakan syarat mutlak bagi siapa saja yang hendak tinggal di jepang.
7. Bagi yang berangkat dengan paspor dinas wajib membawa surat dari sekretariat Negara yang anda dapatkan bersamaan dengan penerimaan paspor dinas anda. dokumen ini akan ditanya pada saat anda lapor diri di KBRI.
8. dokumen penting lainnya, yang menurut anda penting untuk dibawaÂ
Obat-obatan
untuk obat-obatan saya membawa hampir seluruh jenis obat-obatan komersial dari Indonesia mulai dari minyak angin, balsem, obat batuk, obat maag, obat sakit mata, obat diare, obat sakit kepala dan lain-lain. Mengingat bahwa biaya berobat di Jepang sangat tinggi dan kartu asuransi kita baru kita terima setidaknya dua atau tiga minggu sejak kedatangan di jepang. Dan kenyataan itu terbukti, pada saat kondisi saya kurang sehat saya tinggal mengambil beberapa yang diperlukan tanpa perlu bersusah payah membeli obat di toko obat jepang yang harganya sangat mahal.
Bumbu Instant dan Kue kering
Kerinduan akan masakan Indonesia tentu saja merasuki siapa saja, ketika seseorang berada di luar negeri pada rentang waktu yang cukup lama. Betapapun bencinya akan suatu masakan tertentu, kita bisa menangis haru kalau ada teman yang memberi masakan itu selang beberapa lama kita tinggal di jepang, apalagi makanan favorit kitaÂ
Pakaian
Jepang merupakan negara sub-tropis yang memiliki 4 musim yang berbeda. Temperatur rata-rata pada saat musim gugur dan musim semi adalah 10-20 derajat c, pada saat musim dingin suhu berkisar antara -10 sampai dengan 10 derajat c, dan musim panas antara 20 sampai dengan 35 derajat c. Kondisi cuaca di Jepang memang tergantung lokasi geografisnya Jepang di wilayah utara (Hokkaido) relatif lebih dingin dibanding di wilayah selatan (Osaka, Kyusu). Mahasiswa asing umumnya datang pada awal semester baru (awal musim semi atau musim gugur) dimana suhunya berkisar 10-23oC. Dengan kondisi musim yang demikian bervariasi, sebaiknya mempersiapkan pakaian untuk musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur.
Buku
Buku-buku seperti buku-buku belajar bahasa Jepang, kamus Jepang sepertinya perlu untuk dibawa. Buku pelajaran menurut pengalaman saya justru tidak diperlukan karena kita lebih sering akan mengakses bahan bacaan dari internet. pada saat perkuliahan dilaksanakanpun, para sensei biasanya membagikan foto-kopi bahan ajarnya ke mahasiswa,
Uang saku
Besarnya uang saku tergantung kondisi dan keperluan masing-masing selama di Jepang. Menurut pengalaman saya, sebaiknya anda mempersiapkan minimal 100 ribu yen (Rp 12jt ) untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru anda. Saya waktu itu membawa 50.000 Yen, dan merasa kelabakan untuk mengatur uang tersebut sampai saya bisa mengambil uang di bank 3 minggu kemudian. Sungguh pengalaman yang tidak mengasyikkan, bukankah kita juga ingin menikmati hidup sejak hari-hari pertama tinggal di JepangÂ
artikel lain, silahkan kunjungi blog saya: http://msholihulh.wordpress.com/
salam :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H