Mohon tunggu...
M Shofiyuddin Aziz 18190012
M Shofiyuddin Aziz 18190012 Mohon Tunggu... -

MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Atasi Cinta Bangun Segitiga dalam Sekolah

1 April 2019   23:50 Diperbarui: 2 April 2019   02:28 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era saat ini sudah tidak terpungikiri lagi bagaimana para siswa di tengah tengah serangkaian operasional dalam sekolah, mereka mengungkapkan rasa hati pada lawan jenisnya untuk menjalin hubungan kasih sayang yang kerap dikenal dengan sebutan "Pacaran". Lalu bagaimanakah dampak dari hal ini apakah akan membuat suatu hal hal positif dalam proses belajar atau bahkan menjadi salah satu faktor dari hal hal negatif yang mengganggu proses dalam belajar.

Adakalanya pacaran bagi siswa-siswi ada dampak positif dan negatifnya. Misal dampak positifnya, ada seorang siswa yang memicu semangat untuk belajar karena merasa malu atau gengsi pada pasangannya jika hasil belajar dia buruk, atau diberi semangat oleh pasangannya untuk rajin belajar, maka siswa itu pun semangat belajar untuk meningkatkan prestasi belajar.

Dampak negatifnya misal, dalam berpacaran pemikiran yang berbau seksual dan mengarah ke pergaulan bebas, hingga tidak sedikit siswa yang hamil di luar nikah akibat berpacaran. Akhirnya mereka putus sekolah. 

Dampak positif pacaran tak akan berlangsung lama karena dalam istilah berpacaran pasti ada senang, sedih, kecewa, sakit hati dan galau. Itulah dampak negatifnya bagi siswa yang berpacaran. Hal itu bisa menyebabkan siswa malas belajar karena pikirannya terganggu dengan hubungan yang dijalaninya. Ambil contoh sebuah pertikaian karena adanya orang ketiga yang biasanya disebut cinta segitiga.  Bagaimanakah strategi intervensi dalam pertikaian ini.

Dengan menjadi penengah dan konsultan yang siap menerima curhatan dari siswa siswa tersebut seorang konselor tidak condong kesebelah pihak. Setelah menemukan titik temu dari masalah itu konselor memberikan solusi seperti pengertian sebuah dampak dampak pacaran dalam masa belajar kemudian memberikan bimbingan dan solusi bahwa hal yang dianggap positif dari pacaran adalah hal yang semu. 

Dan peran bagi seluruh stake holder yang ada adalah memberikan suport suport positif untuk fokus menunntut ilmu. Sehingga angka siswa yang pacaran akan menurun dan yang terlanjur pacaran lama akan lebih fokus pada menuntut ilmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun