Mohon tunggu...
Ms Febiana
Ms Febiana Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Lulusan IAIN Metro Lampung - Magister Pendidikan Agama Islam tahun 2024. Bisa Moto, Pernah jadi Asisten Make up, Suka bikin Konten, Suka Nulis, Suka Jalan-jalan, Suka belajar, Suka banget kalau bisa bantu Cp: 085832285085, Ig: @msfebiana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranting Kering

22 September 2024   09:59 Diperbarui: 23 September 2024   17:32 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang gadis duduk dibawah pohon kering kesukaannya, tentu saja bukan karena ingin berteduh, bukan juga ingin memanjat. Ia hanya menyukai ada di dekatnya, apapun keadaannya. 

Baginya ranting kering adalah simbol keindahan yang jarang diperhatikan oleh orang lain. Selalu orang-orang menganggap bahwa pohon berdaun lebatlah yang istimewa. Dengan segala kelebihan yang dimiliki pohon berdaun lebat, kenapa kita tidak bertanya mengapa ranting kering diizinkan Allah untuk tetap berdiri? Bukankah seharusnya dia tumbang saja karena tidak ada lagi yang membutuhkannya.

Apa benar ranting kering, setidak berguna itu?

Entah kenapa, matanya justru ingin terus menatap ranting-ranting kering. Dengan segala tanya dalam benaknya, ia melihat si ranting kering dengan penuh keindahan. Di balik ranting kering itu, ada matahari hampir tenggelam. Dan di waktu yang lain, ada langit biru yang juga tetap terlihat menghiasi. Dunia berputar, waktu berjalan, Allah tetap biarkan ia berdiri.

"Adakah makna keberdiriannya disana? Apakah hanya untuk ditatap olehku? Ataukah ada orang lain yang dapat melihat keindahannya?"

Gadis itu teringat beberapa tahun yang lalu, saat ia masih remaja. Ia sangat senang mencari sebuah pohon kering yang tetap berdiri meskipun daunnya telah berguguran. Meskipun beberapa patahan ranting kecil telah berserakan. Mengapa Allah biarkan ia selama ini tetap berdiri? Bukankah ini juga rencana Allah untuk diperlihatkan kepada semua makhluk yang ada di bumi? Bahwa bukan hanya pohon berdaun lebat, disana berdiri si ranting kering yang indah, meskipun tidak banyak orang bersedia berlama-lama menatapnya.

Apakah ranting kering memiliki dosa? Adakah sedikit manfaat yang dapat diambil darinya? Ketika beberapa burung hinggap lalu pergi meninggalkannya atau ketika orang-orang datang untuk mengambil ranting-ranting yang telah berjatuhan untuk dimanfaatkan. Apakah hanya itu saja fungsinya? Tidak, ranting kering tak berdosa hanya saja sebagian orang menganggap ia tidak punya makna.

Bagaimana jika ranting kering ternyata memiliki makna? Bagaimana jika ternyata ranting kering seharusnya menyadarkan beberapa manusia, bahwa saat ia belum sekering ini, ia juga memiliki daun-daun lebat yang memberi penghidupan kepada banyak orang. Apakah kalian hanya bisa menghakimi kekeringannya? Menganggapnya sama sekali tidak ada artinya hanya karna ia tidak lagi berbuah, berbunga, bahkan tidak lagi berdaun indah.

Ranting kering tak butuh air lagi, air berusaha untuk menyiraminya. Ranting kering tersenyum, tapi ia menjawab: "Kau tak perlu melakukannya. Karna aku sudah indah dengan versi diriku saat ini. Biarkan Allah gunakan aku untuk menyadarkan orang-orang bahwa sebelum aku seperti saat ini, hanya dapat dipandangi seperti sekarang, aku pernah menjadi perantara Allah sebagai tempat mereka mencari rezeki penghidupan. Aku sudah di penghujung waktuku, biarkan Allah tentukan sampai kapankah keindahanku saat ini dapat dinikmati oleh orang-orang yang mengerti maknaku."

Jangan mengkhawatirkan diriku, aku dimiliki pencipta semesta. Aku berdiri untuk-Nya.

Pesanku untukmu : Percayalah bahwa apapun yang kamu lihat, baik atau buruk memiliki makna yang kamu harus temukan. Dan makna itu hanya dapat ditemukan oleh orang yang mau dan sempat untuk memikirkannya.

Sayangnya, semakin hari akan semakin banyak manusia kehilangan waktu untuk hal-hal seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun