Allah ialah dzat yang Maha Indah dan mencintai keindahan, itulah sebabnya Islam merupakan agama yang indah dan mengajarkan keindahan bagi setiap muslim yang meyakininya. Semua ciptaan Allah, baik yang menghiasi bumi ataupun yang menghiasi luar angkasa, merupakan indikator keindahan yang sempurna. Amat tepat jika dikatakan bahwa Allah adalah Maha Pencipta Seni yang Maha Indah.
Estetika dalam Islam bukan hanya terbatas pada keindahan fisik, namun juga mencakup keindahan akhlak, perilaku, dan tata cara kehidupan. Dalam ajaran Islam, keindahan memiliki dimensi yang sangat luas dan meliputi aspek-aspek spiritual, moral, serta material. Melalui estetika, manusia diajak untuk merenungi dan mensyukuri keagungan ciptaan Allah, serta memelihara keindahan dalam diri dan lingkungannya.
Islam sangat menekankan pentingnya keindahan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang menggambarkan keindahan alam sebagai bukti kekuasaan dan kebesaran Allah. Salah satunya adalah firman Allah dalam Surah Al-Mulk ayat 3-4:
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (QS. Al-Mulk: 3-4)
Ayat ini menggambarkan kesempurnaan ciptaan Allah, yang tidak memiliki cacat atau kekurangan. Keindahan alam semesta adalah salah satu tanda keesaan Allah, dan manusia diajak untuk merenungi serta mengambil pelajaran darinya. Begitu pula, dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan:
"Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."Â (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa keindahan adalah bagian dari sifat Allah dan sesuatu yang dicintai oleh-Nya. Oleh karena itu, umat Islam didorong untuk mencintai dan menjaga keindahan, baik dalam bentuk fisik seperti pakaian, rumah, lingkungan, maupun keindahan dalam akhlak dan perbuatan.
Pendidikan estetika dalam Islam melibatkan dimensi spiritual, moral, dan sosial. Estetika bukan hanya soal penampilan luar, tetapi juga menyangkut aspek-aspek yang lebih dalam, seperti keindahan hati, akhlak, dan perilaku.
1. Keindahan Spiritual
  Keindahan spiritual adalah keindahan yang berasal dari kedekatan seorang hamba dengan Allah. Hal ini tercermin dalam ibadah-ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan khusyuk. Ketika seorang Muslim melaksanakan shalat, misalnya, shalat tersebut tidak hanya menjadi sarana komunikasi dengan Allah, tetapi juga menunjukkan keindahan dalam bentuk gerakan yang teratur, adab yang baik, serta suasana hati yang tenang. Keindahan spiritual ini akan terpancar dari akhlak seseorang, yang menjadikannya sosok yang tenang, sabar, dan berakhlak mulia.
2. Keindahan Akhlak
  Akhlak mulia adalah bagian integral dari keindahan dalam Islam. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keindahan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang indah tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sosial. Sifat-sifat seperti sabar, jujur, rendah hati, dan dermawan adalah bagian dari estetika moral yang diajarkan dalam Islam.
3. Keindahan dalam Seni dan Budaya Â
  Seni dalam Islam juga memiliki peran penting dalam mencerminkan nilai-nilai estetika. Seni Islam tidak hanya terbatas pada bentuk visual seperti kaligrafi atau arsitektur, tetapi juga mencakup sastra, musik, dan bahkan cara hidup. Arsitektur Islam, misalnya, sering kali dirancang dengan memadukan fungsi dan keindahan. Masjid-masjid dengan ornamen kaligrafi yang indah bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sumber inspirasi dan ketenangan bagi yang melihatnya.
Dalam konteks seni, Islam menetapkan batasan-batasan agar seni tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan ajaran agama. Kaligrafi, misalnya, adalah salah satu bentuk seni yang sangat dijaga dalam Islam karena mengandung unsur spiritual, yakni pengagungan terhadap firman Allah. Sementara itu, seni rupa yang menggambarkan makhluk hidup sering kali dihindari untuk menghindari unsur penyerupaan dengan ciptaan Allah.