Mohon tunggu...
mserpong
mserpong Mohon Tunggu... Pengajar Privat Baca Quran dan Arabic Language for Specific Purpose -

Mserpong mengamati perkembangan Timur Tengah secara independen, dari Jakarta, membaca media yang terbit dari dan tentang "spot bergejolak" itu secara reguler dari versi Bahasa Arab dan Inggris. Beliau mencurahkan energinya dalam aktifitas mengajar dan penterjemahan dan mendirikan the Jeal pada awal tahun 2016. Mserpong dapat dihubungi via SMS atau Whatsapp: (+62)085-777-489-077. Email: alhusnaprivat@gmail.com, www.mserpong.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dari Catatan Kisah PHK Sampai Suriah

10 Februari 2016   12:00 Diperbarui: 10 Februari 2016   12:32 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adik saya baru saja kehilangan pekerjaannya dari sebuah perusahaan penjualan mobil ternama di pinggiran Jakarta. Jadi berita nasional yang mengabarkan tentang banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya adalah benar. Saya merasa simpati, tapi tidak terlalu khawatir karena dengan keahliannya membawa mobil selama bertahun-tahun akan ada banyak –setidaknya usaha kecil dan pribadi- yang akan menerimanya untuk bekerja lagi.

Yah, setidaknya iklan lowongan yang tersedia dengan kisaran gaji dibawah tiga juta, masih selalu banyak tersedia dari Koran semacam Poskota atau iklan lowongan online dari olx.com. Tapi apakah para pengusaha yang memasang iklan itu benar-benar akan menawarkan pekerjaan yang layak bagi seorang bapak dengan anak tiga anak seperti dia?

Sekarang bukan waktunya untuk menanyakan kelayakan hidup. Yang dicari adalah bagaimana bisa menghasilkan sesuatu sekedar untuk mengganjal perut dan untuk anak-anak agar tidak sering ngambek-nangis minta jajan. Bahkan, sekedar untuk mencari tempat berteduh di siang hari bagi Sang Bapak agar tidak kehujanan dan tidak dianggap pengangguran yang menyusahkan rumah.

Iseng-iseng, pembaca bisa mengetes memasang iklan lowongan kerja dengan gaji kurang dari dua juta di situs penyedia lowongan kerja online dan tinggalkan nomor kontak anda. Boleh jewer kuping saya (tapi online saja ya, hehe) jika anda menerima respon yang terlalu sedikit.
Lalu dimana undang-undang tentang UMP/UMK atau yang sering disebut UMR yang sudah ditetapkan oleh pemerintah? Saya kira UMR itu adalah sebuah idealisme di tongkrongan pojok jalan, dan di dunia nyata lapangan pekerjaan yang tersedia berada pada posisi di atas berlawanan dengan jumlah masyarakat usia produktif yang menganggur. Jadi “njomplang” ya!

Musim hujan di Jakarta

Alquran menyatakan bahwa turunnya hujan adalah Rizki bagi umat manusia karena air dari langit itu mampu menghidupkan bumi yang telah mati, menumbuhkan tanaman dan menghasilkan buah-buahan dan pohon makanan.

Masih pagi hari di Jakarta, terkadang penulis melintas daerah Kuningan, dimana banyak rumah dan perkantoran diplomat, melihat wanita berbaju lusuh yang menyegaja tiduran dipinggir jalan dengan membawa anak, memberi isyarat untuk dikasihani oleh mobil mobil mewah yang lewat. Terkadang ada lagi wanita lain yang juga membawa anak dengan ekspresi lebih agresif menengadahkan tangan meminta sumbangan dari kendaraan yang lalu lalang. Dalam hati saya bertanya, entahlah apakah mereka punya rumah untuk tempat tinggal?

Masih di jalan-jalan Jakarta, dan di musim hujan, motor-motor yang berseliweran membawa barang yang memenuhi tas motor atau box motor, terkadang tinggi barang yang dibawanya sama tinggi dengan pengendara motornya. Para pejuang pencari nafkah yang sering disebut kurir, dengan resiko jalan lilcin musim hujan, menabrak dan ditabrak yg menyebabkan luka-luka dan kematian?

Baris-baris di atas adalah beberapa potret kehidupan di Jakarta yang Alhamdulillah masih kita syukuri, adik saya yang di PHK, Alhamdulillah masih punya rumah dan sedikit uang untuk bertahan. Wanita-wanita peminta-minta di pinggir jalan, Alhamdulillah dengan prasangka baik dia punya tempat berteduh, karena di hari-hari berikutnya dia masih sehat untuk datang lagi ke tempat yang sama. Dan kurir-kurir motor masih terus berjuang di tengah kemacetan, dan musim hujan yang mengguyur Jakarta.

Melihat ke Bawah: ke Suriah

Semua kita syukuri. Apalagi jika keadaan anda lebih baik dari potret-potret kehidupan yang telah penulis gambarkan di atas, tentu anda harus lebih banyak lagi memuji Allah. Dan jika melihat kondisi kehidupan manusia di tempat lain, tentu sesuai anjuran Nabi sallahu’alaihi wasallam agar mata tertuju ke bawah, melihat kondisi orang-orang yang lebih sulit hidupnya, bukan mata ke atas melihat orang-orang yang hidup dengan serba kecukupan.

Misalnya warga kota Aleppo, di tengah cuaca musim dingin, terpaksa tidur di atas tanah, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak. Jumlah mereka bukan satu dua orang, tapi menurut sumber setempat (08/02/2016) ada 20.000 orang yang terlantar di Bab Salamah, gerbang perbatasan Suriah-Turki, 12.000 lainnya sudah diperbolehkan masuk, dan masih ada puluhan ribu lagi yang berada dalam aliran lautan manusia menuju perbatasan Turki. Sumber Turki malah mengklaim, angka 600.000 orang yang terlantar, jika warga Aleppo itu digabungkan dengan kota-kota lainnya yang menjadi medan pertempuran, khususnya akibat serangan udara yang terus dilancarkan oleh pesawat-pesawat tempur Rusia.

Mereka adalah manusia juga seperti kita. Mereka kehilangan rumah tinggal mereka, bahkan kehilangan nyawa sebagian anggota keluarganya. Ada yang bapaknya meninggal, ibunya, anaknya, kakeknya, saudaranya, beberapa hari yang lalu akibat terkena serangan bom dan tembakan. Belum lama, kita sudah baca kisah memilukan warga Suriah dalam upayanya mencari tempat tinggal yang lebih aman ke Eropa, anak-anak kecil Suriah yang juga ikut tenggelam di Laut Tengah bersama harapan mereka untuk hidup lebih baik.

 Sekali lagi Alhamdulillah anak-anak kita ada di rumah, rumah kita masih ada di atas tanah, dan anggota keluarga kita masih mampu berjuang mencari sesuap nasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun