Mohon tunggu...
Syammira Dhifa Maulia
Syammira Dhifa Maulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Matematika IPB University

A long life learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Manajemen Stres dan Kesejahteraan Keluarga pada Keluarga Single Mother di Perkotaan

26 Mei 2023   21:15 Diperbarui: 26 Mei 2023   21:25 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Salsabila Fitri Imni, Rizka Dwi Andriani, Suci Nur Setyawati, Syifa Noer Sya’adah, Syammira Dhifa Maulia

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA dan Ir. MD Djamaludin, MSc.

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University.

Single mother merupakan ibu sebagai orangtua tunggal yang menggantikan peran seorang ayah di dalam berbagai aspek, seperti menjadi kepala keluarga, mencari nafkah, mengurus rumah tangga, mengurus anak, serta memenuhi kebutuhan keluarga yang lainnya (Rahman 2014). Seorang wanita dianggap single mother apabila mengalami beberapa peristiwa seperti, kematian suami, perceraian atau perpisahan, atau mempunyai anak tanpa nikah. Dengan menjadi single mother, seorang ibu yang berperan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri dapat mengalami beberapa masalah yang dapat memengaruhi tingkat stres serta kesejahteraan keluarga terutama pada keluarga single mother di perkotaan. Oleh karena itu, seorang single mother harus melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya serta keluarganya, salah satunya dengan memanajemen stres yang dialaminya. Tulisan ini akan memberikan informasi mengenai tingkat stres dan faktor-faktor penyebab stres pada single mother di perkotaan, permasalahan yang dihadapi pada keluarga single mother di perkotaan, teknik manajemen stres yang dilakukan keluarga single mother di perkotaan, serta kesejahteraan keluarga single mother di perkotaan.

Tingkat stres dan faktor-faktor penyebab stres pada single mother di perkotaan

Tingkat stres dari setiap single mother tentu berbeda-beda. Tingkat stres single mother dapat dipengaruhi oleh lama waktu berpisah dengan suaminya. Terdapat hubungan signifikan secara statistik yang menyatakan single mother kurang dari 2 tahun mengalami tingkat tekanan mental tertinggi dibandingkan dengan single mother selama lebih dari 5 tahun (Rousou et al. 2019).

Stres yang dirasakan oleh single mother di perkotaan terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan stres dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat menjadi penyebab stres oleh single mother khususnya di wilayah perkotaan salah satunya kesepian karena tidak ada pasangan yang bisa diajak berdiskusi mengenai suatu masalah. Ahmad (2015) mengungkapkan bahwa manusia membutuhkan figur yang dapat memandu karena kesepian yang dirasakan manusia kadang kala berujung pada kesulitan mencari sumber kebahagiaan secara independen. Ahmad (2015) juga mengungkapkan bahwa persaingan masyarakat di perkotaan lebih keras dibandingkan dengan masyarakat di pedesaan. Hal ini menyebabkan munculnya stres yang dirasakan single mother mother di perkotaan yaitu kesulitan dalam mencari pekerjaan serta sulitnya memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang menjadi faktor eksternal penyebab stres pada single mother. Seorang single mother dapat merasa stres karena tekanan pekerjaan dan harga kebutuhan sehari-hari yang mahal di perkotaan. Selain itu, penyebab stres oleh single mother dapat dikarenakan kesulitan merawat anak-anaknya terutama merawat anaknya yang masih kecil.

Permasalahan yang dihadapi pada keluarga single mother di perkotaan

Single mother menghadapi berbagai kesulitan dan masalah karena adanya perubahan keadaan keluarga. Naufaliasari dan Andriani (2013), menyebutkan bahwa transisi menjadi orang tua tunggal adalah saat yang paling sulit. Terdapat tiga jenis masalah yang dirasakan single mother di Perkotaan, yaitu masalah psikologis, keuangan, serta anak. Seorang single mother dapat merasa kesepian karena tidak memiliki pasangan yang dapat berdiskusi mengenai masalah kehidupan. Single mother juga merasa tinggal di perkotaan yang jauh dari sanak saudara sering merasa membutuhkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Di sisi lain, single mother juga merasa kehilangan sosok suami karena tidak ada lagi yang dapat dijadikan tumpuan hidup keluarga. Permasalahan juga dapat timbul yang dirasakan pada single mother juga karena kesulitan mengurus anak yang masih kecil sekaligus harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan. Seorang single mother adalah tulang punggung keluarga sekaligus harus menjaga anak seorang diri. Apalagi harga kebutuhan sehari-hari yang cukup mahal di perkotaan dapat menambah beban stres yang dialami oleh single mother.

Permasalahan yang dialami pada keluarga single mother di Perkotaan tentu tidak terus-menerus terjadi. Beberapa permasalahan dapat diatasi seiring berjalannya waktu. Pada permasalahan psikologis yang dialami single mother karena kesepian biasanya hilang karena telah terbiasa mengalaminya. Seorang single mother juga dapat mengurangi rasa kesepian dengan sering berkomunikasi dengan anak-anaknya, menghibur diri sendiri dengan meluangkan waktu sendiri atau dengan anak-anaknya, serta berkomunikasi dengan tetangga.

Teknik manajemen stres yang dilakukan keluarga single mother di perkotaan

Strategi dalam mengurangi hingga mengatasi stres oleh single mother di perkotaan adalah dengan memahami teknik manajemen stres. Teknik manajemen stres yang pertama adalah Problem-focused Coping yang merupakan teknik memberikan sebuah bantuan untuk memecahkan sebuah masalah. Teknik ini digunakan untuk individu yang memiliki masalah seperti ancaman atau gangguan akan tetapi masih dapat berubah sehingga individu akan berpikir untuk merencanakan tindakan selanjutnya untuk memperoleh apa yang diinginkan. Teknik kedua adalah Emotional-focus Coping merupakan teknik manajemen stres dengan cara melakukan pengalihan dari stres itu sendiri melalui kegiatan yang mereka sukai. Selanjutnya, teknik ketiga yaitu Group Discussion Therapy merupakan suatu diskusi dalam bentuk kelompok yang nantinya akan diberikan stimulus untuk memecahkan masalah secara interpersonal. Teknik keempat yaitu teknik Behavioral berupa konseling atau seseorang bercerita terkait masalah yang sedang dialami. Teknik terakhir yaitu Guided imagery, dengan membayangkan dan mengingat kegiatan menyenangkan sehingga dapat membuat perasaan kembali gembira dan tertata (Mentari et al. 2020).

Beberapa single mother di perkotaan biasanya menggunakan teknik Problem-focused Coping dan Emotional-focus Coping. Teknik Problem-focused Coping membuat respon single mother yang melebihi batas kemampuannya dapat teratur, terminimalkan, serta terkuasai. Teknik ini diimplementasikan single mother dengan terus bekerja dan berusaha dalam karir untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan anak-anaknya. Hal ini didukung juga dengan mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya ketika mengalami kesulitan sehingga dapat membantu single mother melewati masa stres yang dialaminya. Sedangkan teknik Emotional-focused Coping dapat mengelola stres yang muncul ketika single mother melakukan interaksi di lingkungannya. Teknik ini diterapkan dengan cara bersyukur atas apa yang terjadi, mendekatkan diri pada tuhan, serta menghibur diri sendiri dengan meluangkan waktu bersama anak-anaknya.

Kesejahteraan keluarga single mother di perkotaan

Suatu keluarga memiliki jumlah tanggungan yang berbeda-beda sehingga memiliki tingkat kesejahteraan yang berbeda-beda juga. Kesejahteraan keluarga dapat diartikan dalam berbagai hal. Kesejahteraan keluarga merupakan kondisi dinamis dalam keluarga yang anggota di dalamnya terpenuhi kebutuhan fisik, mental spiritual, dan sosial yang menyebabkan keluarga di dalamnya dapat hidup dengan baik serta anak-anak dapat tumbuh dan berkembang serta mendapat perlindungan untuk membentuk kepribadian agar menjadi manusia yang berkualitas (Mongid 2004). Dalam menjalankan banyak peran karena kondisinya sebagai orang tua tunggal tersebut single mother harus melakukannya dengan seimbang agar terpenuhi dan dapat mempertahankan kesejahteraan dalam keluarga. Single mother harus memiliki sikap yang mandiri untuk menjalankan dua peran dalam sektor domestik dan publik. Single mother menjalankan tugas rumah tangga serta mendidik anak di sektor domestik. Sedangkan, dalam sektor publik ekonomi single mother perlu mencari nafkah untuk keluarga serta bersosialisasi dengan orang banyak. Peran domestik dan publik dapat dicapai dengan melalui proses kesabaran, pengetahuan, dan konsistensi untuk menjalankannya. Oleh karena itu, single mother dituntut untuk menyeimbangkan peran domestik dan publik.

Terjadi perbedaan pendapat mengenai kesejahteraan keluarga dari setiap keluarga single mother. Menurut Utaminingsih dan Suwendra (2022), kesejahteraan tiap keluarga tentu berbeda-beda dan bersifat relatif sehingga keluarga dengan pendapatan tinggi belum tentu lebih sejahtera dibandingkan keluarga dengan pendapatan lebih rendah. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Herbst (2012) bahwa single mother pada dasarnya kurang bahagia dibanding kelompok wanita lain. Puspitawati (2013) menyatakan bahwa kesejahteraan subjektif keluarga adalah perasaan puas dan bersyukur anggota keluarga terhadap kehidupan dan mungkin terjadi perbedaan tingkat kesejahteraan subjektif pada setiap keluarga. Menurut Rijal (2019), kondisi keluarga sejahtera akan tercipta bila seluruh anggota keluarga menjalankan peranannya dengan baik.

Simpulan

Tingkat stres pada keluarga yang single mother bergantung pada waktu dan keadaannya dalam beradaptasi setelah ditinggalkan oleh pasangan hidupnya. Stres muncul pada ibu yang single mother di perkotaan disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, penyebabnya berasal dari dalam diri single mother tersebut yakni kesepian. Selanjutnya, untuk faktor eksternal berasal dari lingkungan sosial dari ibu yang single mother berupa kesulitan dalam mencari pekerjaan di Perkotaan serta sulit dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga dari faktor tersebut menyebabkan ibu yang single mother sering merasa tertekan. Oleh karena itu pentingnya manajemen stres untuk mengatasi dan mengontrol stres tersebut. Strategi dalam mengurangi hingga mengatasi stres oleh single mother di perkotaan adalah dengan memahami teknik manajemen stres. Strategi dalam mengurangi hingga mengatasi stres yang dapat dilakukan single mother di perkotaan yakni Problem-focused Coping dan Emotion-focused Coping. Problem-focused Coping yang dapat dilakukan oleh single mother di perkotaan dengan rajin bekerja dan berusaha dalam karir untuk menghadapi permasalahan ekonomi mereka demi memenuhi kebutuhan hidupnya serta anak-anaknya, selain itu single mother juga dapat memilih untuk damai dengan permasalahan yang terjadi serta tidak perlu dibawa terlalu larut. Emotion-focused Coping yang dapat dilakukan oleh single mother di perkotaan adalah dengan meyakini bahwa dengan bersyukur dan mendekatkan diri kepada tuhan akan memberikan kemudahan dalam menghadapi segala bentuk permasalahan yang ada. Selain itu, single mother di perkotaan juga dapat memilih untuk melakukan apa yang mereka sukai dan mereka anggap senang sehingga permasalahan yang terjadi tidak terlalu dipikirkan dan dapat membuatnya stres. Kesejahteraan keluarga single mother di perkotaan sangat beragam tergantung pada masing-masing keluarga single mother itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun