Mohon tunggu...
Politik

"Ketuhanan yang Maha Parpol"

5 Januari 2019   12:28 Diperbarui: 5 Januari 2019   12:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Saya enggak katakan begitu. Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang ditakuti oleh setan. Gelombang pro setan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang," kata dia.

Disini terang bahwa sesuai pernyataan Prof. Amien Rais " Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah." telah menyiratkan kepada khalayak bahwa yang partai Tuhan adalah yang sepaham dan sekoalisi dalam menjunjung salah satu paslon tadi yaitu PAN, PKS,dan Gerindra, jika ada yang berkata tidak mari mencoba berpikir lagi, dijelaskan bahwa Partai Tuhan memberikan sebuah gambaran partai yang arif dan religius secara eksplisit dan Partai Setan adalah sebaliknya. 

Jika memang apa yang disebut Partai Tuhan tidak memihak pada salah satu paslon saja lalu kenapa yang disebut hanya tiga tadi ? lalu sebagai makhluk yang berkeTuhanan apakah seyogyanya kita mendoakan semua partai sebagai Partai Tuhan untuk kebaikan bangsa ?Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, dan koalisi salah satu paslon saja.

Pendikotomian yang semacam ini merupakan upaya salah satu paslon mengeksploitasi sentiment masyarakat dengan cara memilih diksi Tuhan dan Setan sebagai antipodenya. Secara tidak langsung pendikotomian ini tidaklah arif bila dilakukan untuk sebuah kontestasi politik yang sehat, karena dengan adanya pendikotomian ini akan melahirkan sebuah permusuhan dan perselisihan. 

Kembali ke penempatan diksi "Tuhan" disini si pendikotomi ini menginginkan sebuah upaya eksploitasi gambaran Tuhan dalam benak masyarakyat yang akan di sematkan pada koalisi tersebut begitupula sebaliknya untuk partai yang bersebrangan diberi sebuah diksi Setan dengan harapan upaya eksploitasi gambaran serta watak setan yang ada pada benak masyarakat dapat dengan mudah terlabelkan pada partai yang bersebrangan tersebut. Sehingga dengan berhasilnya penggiringan opini tersebut Partai Tuhan seakan akan merupakan paling suci dan sebaliknya yang bersebrangan, dalam hal ini saya akan mencoba memaparkan sebuah berita mengenai mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Pak Ahok yang belakangan ini diberitakan terkait masa habis hukumanya yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang, berikut cuplikan beritanya yang berhasil kami peroleh dari PATRIOTNKRI.COM;

Juru Bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212, Novel Bamukmin menanggapi kabar Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang ingin menjadi kader Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP).

Novel menyebut Ahok belum taubat bila memang benar akan menjadi kader partai berlambang banteng itu.

Novel menuturkan, sejatinya sah-sah saja jika Ahok memutuskan kembali terjun ke kancah politik.

Kendati begitu, Novel menilai keputusan Ahok memilih PDIP menunjukan bahwa Ahok belum taubat karena memilih partai yang dinilainya sebagai pendukung penista agama

"Kalau Ahok masuk ke partai berlambang banteng walau sah-sah saja secara berpolitik, akan tetapi saya menduga ini langkah tidak baik. Karena partai itu gambarannya sangat buruk di mata umat Islam," kata Novel kepada Suara.com, Selasa (27/11/2018).

"Saya melihat kalau Ahok masuk PDIP artinya Ahok belum taubat. Kalau Ahok taubat pasti masuk ke partai yang baik bukan partai pendukung penista agama dan kriminalisasi ulama," tutur Novel saat dihubungi Suara.com, Selasa (27/11/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun