Mohon tunggu...
Agustini
Agustini Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Profesi sebagai guru telah dijalani dua puluh tahun yang lalu. Bangga menjadi guru.Hobby menulis, banyak kata-kata yang tak mampu dilengakapi oleh kalimat yang keluar melalui bibir. Maka, menulis adalah cara aku berbicara dengan lantang. Hidup seperti awan diatas langit yang terombang-ambing oleh angin lalu dihempaskan ke bumi dalam bentuk hujan. Dan ingin menjadi air hujan yang menuduhkan hati yang gundah dengan suaranya, menyuburkan tanaman dengan air yang bermanfat, mengalirkan sungai dan membasahi tanah yang tandus.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Makna Hujan di Siang Hari Puasa

26 Maret 2023   02:39 Diperbarui: 26 Maret 2023   02:46 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari keempat Ramadhan.....

Jakarta Timur diguyur hujan sekitar jam dua siang, meneduhkan dan adem setelah panas selama tiga hari berpuasa.

Hujan bukanlah hal yang asing dan menjadi salah satu  tantangan alam yang tidak terdengar asing saat musim hujan berlangsung.

Namun, hujan hari ini menjadi sangat berharga saat panas membara membakar sampai ke ubun-ubun di kepala.

Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.

Untuk pemahaman anak SD proses hujan  bisa simplenya sebagai berikut; matahari yang panas membuat air menguap, baik air laut maupun danau.

Kemudian uap air akan terkumpul di udara dalam bentuk awan. Awan yang terbentuk juga akan semakin tebal , dan butiran-butiran air pun jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.

Saat hujan terjadi, aku tidur siang, terlelap dan semakin terbuaikan, rasanya nikmat sekali. Disaat kita tidak memikirkan untuk menginginkan 'sesuatu' namun Allah S.W.T medatangkan rezeki kepada hamba-hambanya walaupun hanya berbentuk hujan.

Aku sangat yakin diluar sana, dijalan-jalan ada banyak  aktifitas seperti abang-abang ojek online yang sedang kepanasan dan kehausan, akan menjadi sangat bersyukur saat hujan menghampiri setelah panas terik yang lumayan menyiksa.

Hadirnya hujan, mungkin sedikit menghambat aktifitas  tapi menjadi oase ditengah padang yang tandus. 

"Allah -lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan itu  Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu, dan dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu."

Perjalanan Ramadhan di hari keempat, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa segalanya akan baik-baik saja saat kita meniatkan ibadah  karena Allah S.W.T. .... Memang benar bahwa, segalanya tergantung niat. Niat bagaikan payung yang kita sediakan sebelum hujan.

Hujan yang kita artikan sebagai rezeki dari Allah S.W.T bisa jadi juga pertanda adalah ujian yang siap menghadang untuk menguji kesabaran dan ketabahan kita saat menjalan ibadah suci di bulan Ramadhan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun