Mohon tunggu...
Muhammad Sabda Alhari
Muhammad Sabda Alhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Enterprenur, Influencer, Investor, And Public Speaker

Enterprenur, Influencer, Investor, Public Speaker, Political science, And Sociality

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Sosok Salahuddin Al-Ayyubi

19 Maret 2023   21:25 Diperbarui: 19 Maret 2023   21:29 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Salahuddin Al Ayyubi (Sumber: Okezone. News) 

Salahuddin Al Ayubi, yang dikenal di Barat sebagai Saladin, adalah salah satu tokoh terbesar dalam sejarah dunia Islam. Salahuddin Al Ayubi dikenal sebagai seorang pemimpin dan pejuang yang hebat, serta sebagai tokoh yang sangat disegani di seluruh dunia.

Lahir pada tahun 1137 di Tikrit, Mesopotamia (kini Irak), Salahuddin Al Ayubi memulai karir militernya pada usia muda. Ia bergabung dengan tentara ayahnya, Shadhi Al Ayubi, dan menjadi bagian dari pasukan yang menyerang Mesir pada tahun 1163. Pada saat itu, Mesir dikuasai oleh Fatimiyah, sebuah dinasti Syiah yang bermusuhan dengan Sunni, dan tentara ayahnya memihak kepada kaum Sunni.

Setelah kematian ayahnya pada tahun 1169, Salahuddin Al Ayubi tetap berada di Mesir dan bekerja sebagai perwira dalam pasukan Fatimiyah. Namun, pada tahun 1171, dinasti Syiah itu digulingkan oleh pasukan Saladin, yang saat itu memimpin tentara Ayyubiyah yang berbasis di Mesopotamia.

Setelah mengambil alih kekuasaan di Mesir, Salahuddin Al Ayubi fokus pada ekspansi wilayah ke selatan. Ia berhasil merebut kota-kota seperti Aswan, Luxor, dan Edfu, dan pada tahun 1174, ia mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir.

Pada tahun 1187, Salahuddin Al Ayubi memimpin pasukannya dalam sebuah kampanye militer untuk merebut kembali Yerusalem dari tentara salib Kristen. Tentara Salib, yang dipimpin oleh Raja Guy dari Yerusalem, menguasai kota itu pada tahun 1099 dan telah memerintahinya selama hampir satu abad.

Pada 4 Juli 1187, pasukan Saladin menyerang tentara Salib di dekat kota Tiberias. Pertempuran berlangsung selama dua hari, dan pada akhirnya, pasukan Saladin berhasil mengalahkan tentara Salib. Setelah kemenangan ini, pasukan Saladin mengepung Yerusalem selama beberapa bulan. Pada 2 Oktober 1187, pasukan Saladin berhasil merebut kota itu dan menegakkan kembali pemerintahan Islam di Yerusalem.

Kemenangan ini membuat Salahuddin Al Ayubi terkenal di seluruh dunia. Ia juga memperoleh reputasi sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana, serta sebagai seorang pejuang yang penuh keberanian dan semangat jihad.

Selain itu, Salahuddin Al Ayubi juga terkenal karena kerendahatannya dan toleransinya terhadap agama lain. Saat merebut kembali Yerusalem, Salahuddin Al Ayubi memerintahkan agar tidak ada pembantaian massal terhadap orang Kristen, dan bahkan memberikan mereka bantuan untuk pulang ke Eropa. Ia juga memperbolehkan orang Yahudi untuk kembali ke kota itu setelah mereka dilarang masuk oleh tentara Salib.

Salahuddin Al Ayubi meninggal pada tahun 1193 di Damaskus, Syria, setelah menjadi sultan

dan menyatukan wilayah-wilayah Islam di Mesir, Suriah, dan Yaman di bawah pemerintahannya. Ia dikenang sebagai salah satu tokoh yang paling penting dalam sejarah dunia Islam, dan sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan Barat.

Setelah kematiannya, putranya, Al-Aziz Uthman, mengambil alih kekuasaan dan meneruskan pekerjaan ayahnya dalam memperkuat kerajaan Ayyubiyah. Namun, setelah kematian Al-Aziz pada tahun 1198, kerajaan tersebut mulai melemah dan akhirnya runtuh pada tahun 1250 ketika pasukan Mamluk merebut kekuasaan di Mesir.

Meskipun kerajaan Ayyubiyah hanya bertahan selama beberapa dekade, warisan Salahuddin Al Ayubi tetap hidup dalam sejarah dan budaya dunia Islam. Ia menjadi inspirasi bagi banyak pejuang dan pemimpin Muslim di seluruh dunia, dan telah diabadikan dalam banyak karya sastra, seni, dan film.

Salahuddin Al Ayubi juga merupakan contoh nyata tentang pentingnya pemimpin yang adil dan bijaksana dalam mengatasi konflik dan memperkuat kekuatan negara. Selama masa pemerintahannya, ia berhasil menyatukan banyak wilayah yang sebelumnya terpecah belah dan menegakkan pemerintahan yang stabil dan efektif di Mesir, Suriah, dan Yaman.

Dalam sejarah Islam, Salahuddin Al Ayubi dikenang sebagai salah satu tokoh yang paling penting dan penuh pengabdian. Ia adalah contoh nyata dari semangat jihad yang kuat, serta dari kemampuan untuk memimpin dengan kebijaksanaan dan toleransi terhadap agama lain. Keberhasilannya dalam merebut kembali Yerusalem dari tentara Salib Kristen masih menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga saat ini.


Selain keberhasilannya dalam merebut kembali Yerusalem, Salahuddin Al Ayubi juga dikenal karena sikapnya yang ramah terhadap lawan-lawannya, termasuk pasukan Salib Kristen. Ketika pasukan Salib menyerang kota Damaskus pada tahun 1179, Salahuddin Al Ayubi merespon dengan mengirim bantuan kemanusiaan dan berusaha untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak perlu.

Sikapnya yang toleran dan kebijaksanaan dalam memimpin, terutama dalam hubungannya dengan agama lain, telah membuatnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk para pemimpin dunia modern. Pada tahun 2000, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton memuji Salahuddin Al Ayubi sebagai tokoh yang mempraktikkan "keberanian, kebijaksanaan, dan toleransi" dalam memimpin.

Selain dalam sejarah, warisan Salahuddin Al Ayubi juga terus hidup dalam budaya populer, termasuk dalam film-film seperti "Kingdom of Heaven" dan "Saladin the Victorious". Ia juga sering diabadikan dalam sastra dan seni, termasuk dalam puisi-puisi dan lukisan-lukisan.

Kisah hidup dan perjuangan Salahuddin Al Ayubi menunjukkan betapa pentingnya keberanian, kebijaksanaan, dan toleransi dalam memimpin. Ia adalah contoh nyata dari pemimpin yang adil dan bijaksana, yang mampu menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan agama, serta memimpin mereka menuju keberhasilan dan kemakmuran bersama.

Dalam sejarah dunia Islam, Salahuddin Al Ayubi tetap menjadi salah satu tokoh paling penting dan dihormati. Kepemimpinannya yang bijaksana dan toleran telah membuatnya menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia, terutama dalam konteks perjuangan melawan penjajahan dan keadilan sosial. Ia adalah contoh nyata dari bagaimana pemimpin yang adil dan bijaksana dapat membuat perbedaan yang besar bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun