Mohon tunggu...
Muhammad Shohibul Izar
Muhammad Shohibul Izar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

An Generalist, Wisdom Seeker, Political Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masjid Menara Kudus, Seni Arsitektur Hasil Akulturasi Hindu, Jawa, dan Islam

8 Juni 2024   16:32 Diperbarui: 8 Juni 2024   17:17 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang paling fenomenal. Bangunan ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga menyimpan nilai-nilai luhur dari proses akulturasi budaya yang begitu indah dan damai. Masjid ini merupakan simbol penyebaran Islam yang bijaksana dan menghargai kekayaan budaya lokal. 

Keunikan arsitektur Masjid Menara Kudus yang memadukan unsur Jawa, Hindu, dan Islam, membuktikan bahwa penyebaran agama Islam di tanah Jawa dilakukan dengan cara yang lembut dan penuh kebijaksanaan. Para Wali, khususnya Sunan Kudus, tidak serta merta menghapus tradisi lama masyarakat. Namun, mereka malah mengadopsi dan menyatukan kebudayaan tersebut dengan ajaran Islam secara harmonis.

Proses akulturasi budaya yang terjadi di Masjid Menara Kudus patut menjadi teladan dalam menyikapi kemajemukan di Indonesia. Kita dapat melihat bagaimana Islam hadir dengan cara yang ramah, menghargai keragaman, dan terbuka untuk menerima kekayaan budaya setempat. Hal ini mencerminkan nilai-nilai toleransi, inklusivitas, dan kearifan lokal yang begitu dijunjung tinggi.

Sebagai generasi penerus, sudah selayaknya kita menjaga dan melestarikan warisan budaya seperti Masjid Menara Kudus ini. Bukan hanya dari segi fisiknya, tetapi juga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Masjid ini menjadi pengingat akan kebesaran dan kebijaksanaan para leluhur dalam menyebarkan Islam di bumi Nusantara. Semoga kita dapat terus menghidupi semangat keberagaman dan penghargaan terhadap perbedaan seperti yang diajarkan oleh para Wali terdahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun