Mohon tunggu...
Ms  Tina
Ms Tina Mohon Tunggu... Guru - I am a rural teacher

Pendidikan = jantung pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bab 4 Review Buku Pendidikan Kaum Tertindas

28 September 2023   22:38 Diperbarui: 28 September 2023   22:42 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi terjadi dengan praksis (refleksi dan tindakan) bukan dengan verbalisme atau aktivisme seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Refleksi dan tindakan terjadi beriringan dan bersamaan dengan analisis kritis yang mampu melihat realitas tepat atau tidaknya suatu Tindakan itu dilakukan sekarang atau di waktu mendatang, mungkin atau tidaknya suatu kegiatan dilaksanakan sehingga tau jawaban ditunda atau diganti kah kegiatan tersebut.

Dalam proses revolusi, kaum tertindas harus menyadari apa itu dikotomi dan kudeta yang tidak ditolerin sama seklai oleh dialog. Legitimasi revolusi terletak pada dialog. 

Revolusi dilaksanakan dengan bersama-sama antara pempimpin dan rakyat dalam solidaritas yang tidak tergoyahkan bukan oleh pemimpin untuk rakyat atau sebaliknya. Tujuan dari revolusi adalah agar manusia bertindak, berefeleksi pada perkara-perkara realitas yang harus diubah.

Dalam dialogika, para pemimpin revolusi berpikir bersama rakyat bukan tanpa rakyat atau untuk rakyat. Berbanding terbalik dengan antidialogika yang tidak mau berpikir bersama rakyat bahkan tidak mengijinkan rakyat untuk berpikir sendiri.

Berikut analisis teori-teori tindakan yang antidialogis:

  • Penaklukan

Penaklukan ini merupakan watak antidialogis. Penaklukan dalam hal ini artinya memaksakan kehendak, menjadikan kaum yang ditaklukan itu menjadi milik si penakluk, merampas perkataan dan merampas kehadiran manusia baik secara ekonomi maupun secara kebudayaan.

  • Pecah dan Kuasai

Setelah kaum tertindas ditaklukkan, penindas akan memecah belah dan menguasai melalui birokrasi maupun aksi kebudayaan yang memanipulasi untuk tujuan hegemoni mereka.

  • Manipulasi

Dengan manipulasi, kaum elit  berusaha meyakinkan kaum tertindas pada apa yang mereka sampaikan untuk setuju pada pemikiran dan tujuan mereka.

  • Serangan Budaya

Serangan budaya merupakan ciri-ciri  terakhir dari teori antidialogis. Kaum elit menyusup masuk dalam kelompok kebudayaan tanpa melihat potensi budaya yang ada dalam kelompok tersebut, kaum elit memaksakan pandangan mereka, mengendalikan pemikiran masyarakat. Pada akhirnya, yang dilayani oleh kelompok kebudayaan ini adalah nilai-nilai, pola hidup dan keputusan kaum elit.

Setelah teori-teori antidialogis, di bawah ini merupakan analisis unsur-unsur pembentuk dialogis:

  • Kerjasama

Dalam unsur Kerjasama ini, bersama-sama melalui dialog, menamai dunia lalu mengubah dunia. Tidak ada slogan dan penjinakan, yang ada hanyalah tindakan mengarahkan pelaku-pelaku dialog untuk memusatkan perhatian pada realitas, melihat ada masalah apa dan menantang mereka bersama-sama untuk menemukan jawaban dari permasalahan.

  • Persatuan untuk Pembebasan

Agar persatuan untuk pembebasan ini tercapai, kaum tertindas harus sadar dan menyadari bahwa mereka sedang dtindas oleh mitos-mitos dari si penindas. Metode untuk mewujudkan persatuan ini tergantung pada pengalaman Sejarah kaum tertindas  dan eksistensial mereka pada struktur sosial.

  • Organisasi

Yang dimaksud organisasi disini adalah proses yang mendidik, ada tekad, konsistensi kata dengan tindakan, keberanian mencintai dan kepercayaan bersama (antara pemimpin dan rakyat) untuk memikirkan kebebasan sejati.

  • Sintesa Kebudayaan

Unsur terakhir ini artinya cara bertindak berani menghadapi kebudayaan, menjaga struktur yang membentuk dan mengatasi kontradiksi antagonistis untuk mencapai pembebasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun