Mohon tunggu...
mr.x
mr.x Mohon Tunggu... Freelancer - -

Blogspot resmi: https://mrxkomp.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Acara Televisi Indonesia menurut Seorang "Reviewer"

19 Maret 2018   14:42 Diperbarui: 26 Agustus 2018   20:41 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: dominio.fm)

WARNING! BACA BAIK-BAIK SEBELUM KOMENTAR, BUDAYAKAN MEMBACA, BUKAN MEMBUDAYAKAN KOMENTAR JELEK! DAN, SEMUA BERDASARKAN BERITA SERTA KASUS YANG SUDAH ADA!

Bicara masalah acara Alay yang menjadi bahan kritikan Bang Deddy Corbuzier memang pantas menjadi cerminan kalau buruknya acara TV Indonesia, dari segi kualitas dan memang menggunakan strategi marketinguntuk stasiun TV demi mendapatkan uang via iklan karena rating di Indonesia yang berorientasi pada jumlah penonton daripada kualitas pada acara tersebut. Demi sebuah 'rating omong kosong' bernama Nielsen Rating yang hanya berdasarkan jumlah penonton dalam sebuah acara TV.

Untuk sebuah reality show, kualitasnya dibawah rata-rata dan isinya terkadang kontroversial. Sebut saja seperti Alm. Olga Syahputra yang sempat menghina kata 'Assamualaikum' di Pesbukers. "Dahsyat" juga tidak usah dilupakan karena isinya yang sempat menuai kontroversi dan 'melecehkan' TNI dengan menyuruh salah satu personelnya memakan donat dengan artis mengangkat kakinya.

Mungkin saja dengan sebagian waktu acara tersebut diisi dengan 'buka aib demi rating', bahkan membicarakan kasus gossip tak berguna seperti urusan artis yang hanya disiarkan demi rating. Semua demi iklan dan demi fulus, namun efeknya adalah membodohi sebagian besar masyarakat dan membuat kemunduran secara psikis dan mental dari masyarakat yang menontonnya. Para artisnya saja tidak suka kalau anak-anaknya menonton acara mereka, karena mereka tahu itu buruk untuk perkembangan mereka.

Acaranya hanya dibuat untuk farming(Istilah dalam dunia permainan peran online multi pemain masif(Atau istilahnya MMORPG(Massive Multiplayer Online Role Play Game) untuk mengumpulkan sesuatu secara berulang-ulang) uang, dan menarik penonton untuk melihat acara yang isinya mengandung saling ejek mengejek jika membicarakan masalah 'Variety Show'. Mungkin pula kita juga membicarakan masalah sinetron yang isinya melulu High-School Romance dengan jumlah tema 'dobrakan'(tema selain dari High-School Romance) lain yang sangat sedikit.

Temanya sih High-School Romance(Romansa semasa SMA) atau Teenage-Romance(Romansa masa remaja) yang kesannya terlalu mainstream dan tidak begitu memiliki twist yang menarik. Bicara pada sinetron fantasi seperti: GGS, Bastian Steel, Manusia Harimau, atau Mermaid in Love, acara-acara ini disuguhkan dengan cerita yang mungkin kurang bagu dan kualitas CGI yang mungkin menurut saya sangat rendah untuk beberapa acara yang memakai teknologi CGI.

Dan sebagian dari sinetron Indonesia adalah hasil kopasan dari film barat atau sinetron korea terdekat. Bahkan, "Boy" memiliki salah satu adegan dimana si tokoh utama bertarung di lift yang meniru Ip Man 3 dengan gaya koreografi yang sangat kacau, alias terlalu koreografis sehingga pertarungannya memiliki kesan yang dibuat-buat dan pemainnya sebenarnya tidak berbakat di dunia bela diri, atau hanya 'modal tampang'. Acara ini sudah plagiat, buat malu pula.

Mengapa demikian? Bukan standarnya ketinggian, tapi memang sudah ada beberapa contoh. Seperti: "The Raid", serial "Satria Garuda", serial "Wiro Sableng" untuk bela diri yang bagus dan/atau CGI yang memuaskan(dalam konteks masa rilisnya masing-masing). Tidak lupa dengan animasi "The Battle of Surabaya" atau "Knight Kris" yang mungkin sudah bagus, namun butuh banyak perkembangan lagi.

Kalau dari sudut pandang penulis sebagai seorang 'Anime Reviewer' biasa yang tengah hiatus karena urusan sekolah dan kuota. Dari saya me-review anime dari season Winter 2016, sejauh yang saya tonton selama masa itu sampai Fall 2017 atau mungkin Winter 2018, mungkin ada sejumlah anime yang jelek dalam segi cerita, segi karakter, dan segi background(Animasi, Grafik, Suara(Termasuk musik)). Namun, ada satu atau dua hal yang membuat saya berpikir kalau anime Jepang, J-Drama, serial barat, dan/atau J-Serial jauh lebih baik daripada Sinetron Indonesia atau K-Drama/Serial. 

Yakni, originalitas dari serial mereka, dimana belum tentu ada yang sama semua dari segi isi walau secara pola mungkin ada yang sama. Mungkin tema sama, namun, masih ada titik original dari storyatau isi dari acara mereka yang setidaknya memberikan perbedaan selain ganti karakter dan berbagi klise, terlepas dari ada 1-2 judul yang memang demikian. Jikalaupun ada yang klisenya banyak dan kurang bagus, presentasenya lebih banyak yang bagus dan memorable dari barat maupun Jepang dibanding Indonesia dan Korea.

Ini baru sinetron, belum lagi variety show, reality show, maupun berita-berita tertentu yang hanya isinya mengumbar artis seperti tak ada hari esok bagi mereka. Kasusnya yang tadi sebenarnya masih belum cukup banyak dibandingkan dengan kasus yang ingin dibahas disini. BAHKAN, PANCASILA SEMPAT DIHINA OLEH PARA ARTIS YANG BERMAIN DI ACARA TERSEBUT, INI PANCASILA YANG MENJADI DASAR NEGARA YANG DIHINA OLEH BEBERAPA DARI MEREKA. 

Lain hal dengan kasus yang membuat murka keluarga Alm. Benyamin Sueb dan keluarganya serta fansnya, dia sempat dihina oleh para artis yang main di acara-acara ini, di salah satu acara populer yang sudah tutup sekarang. Jika dilihat acara-acara seperti ini, dulu acaranya bisa dibilang cukup bagus, dan mungkin saya setuju kalau acara TV Indonesia yang dulu sebelum zaman orang berlebihan. Ingat masa-masa dimana Superhero atau Si Alif yang mungkin membawa nostalgia yang baik.

Bahkan, dalam berita saja, salah satu 'tiang' demokrasi di Indonesia, masih sering ada biasataupun channel yang bersifat memihak pada satu orang tertentu pada tahun politik(seperti tahun rilis artikel ini: 2018) dan mungkin masih ada beberapa hal lainnya. Berita saja di media sosial atau di youtube masih banyak yang berisikan hoaxdan mungkin terkadang penyebarannya cepat. Selain itu, banyaknya iklan di acara TV Indonesia mungkin adalah 'nasi'nya channel, namun alangkah baiknya jika jumlah iklan yang muncul dikontrol demi kualitas tayangan. 

Kalau ditelaah dari daya pengelolaan kasus KPI, menurut saya ada yang aneh, mengapa ketika mengurus anime seperti "Naruto", dan "Dragon Ball" cepat sekali dan sensornya langsung banyak atau terusir. Ada Hell's Kitchen Indonesia yang berasal dari pihak acara TV Reality Show lokal yang mungkin sudah tidak kedengaran kabarnya karena banyaknya perkataan disensor. Hal ini merupakan bagian khasnya serial Hell's Kitchen sejak sebelum masuk ke Indonesia, dari versi Amerika bahkan Inggris.

Dan, sekarang otaku semakin susah menikmati hobinya di Indonesia dengan beberapa kali penggebrekan atau mungkin beberapa hal lain yang pengurusannya lebih cepat daripada mereka mengurus "Dahsyat", "YKS", atau mungkin acara serupa lainnya, tidak lupa dengan "Anak Jalanan" atau beberapa sinetron lainnya yang justru isinya agak... Maaf... bukan untuk anak-anak. Malah justru lebih banyak yang berkeliaran dan memberikan konten tidak mendidik di dalam acara tersebut. Walaupun sudah dibanjiri kritik, KPI hanya 'melemparkan surat' pada saluran acara tersebut.

Masalah efek, bandingkan anak yang nonton kartun jaman dulu dengan sinetron jaman sekarang. Setidaknya, anak-anak masa dulu lebih banyak bergerak dan tidak 'layangan' dibandingkan dengan zaman sekarang. Bahkan, jarang ada anak SD pacaran sebelum masanya GGS muncul, dan 'generasi micin' itu tidak ada dalam kamus kami yang hidup di era 2000-an sebagai anak SD, SMP, maupun SMA(+SMK), bahkan kuliah dan kerja.  Baru sekarang saja muncul kata 'Generasi Micin' dan 'Kids Jaman Now' dimana sebenarnya kata 'Kids' dan 'Now' berasal dari bahasa Inggris. 

Merujuk dari semua hal ini, banyak yang harus dibenah dari Acara TV Indonesia dari hal yang paling kelihatan hingga dasarnya, kalau boleh berbicara dengan jujur. Lebih banyak konten yang sama sekali tidak menghibur dan/atau mendidik daripada konten yang bagus dan berbobot, sekalipun anime(Kartun Jepang) banyak adegan bukan untuk anak-anaknya, mereka masih lebih pintar menaruh plot yang menarik dibandingkan dengan sinetron. Dan, banyak acara luar yang lebih menghibur dan/atau mendidik disana dibandingkan dengan acara-acara disini, sekarang.

Terlepas dari itu semua, masih ada beberapa acara dan channel yang mungkin masih memiliki konten yang ada mutunya dan memang bagus isinya, bahkan ada 86 didalam channel yang satu ini, bukan bermaksud promo, tapi ya mungkin saja ada sejumlah channel lain yang mungkin berasal dari Indonesia dan memiliki mutu yang bagus dalam list acaranya yang mungkin masih memberikan mutunya tersendiri, tidak seperti acara-acara 'Layangan' tersebut.

Semoga saja artikel ini bermanfaat dan maaf kalau ada kekurangan di dalam pembuatannya, silahkan berkomentar apa opini kalian dalam hal ini. Namun, apakah ini akan memperkuat statement"Youtube lebih dari TV?", itu akan dibahas di artikel yang lain. 

Salam misteri, 

Mr.X

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun